Produksi Beton Pracetak (Precast Concrete)

November 29, 2018
Produksi mutlak merupakan peran pabrikator. Sepanjang tidak terdapat halangan yang berkaitan dengan logistik, masalah yang ada biasanya berkaitan dengan hal-hal teknis, sehingga dengan menyerahkan pekerjaan tersebut pada pabrikator yang profesional maka hambatan teknis itu akan dapat diredam.

Hal penting dalam faktor produksi adalah penentuan prioritas, komponen yang akan lebih dahulu dipabrikasi tentu harus disesuaikan dengan rencana kerja dan metode kerja yang direncanakan. Untuk mencapai kesesuaian pemilihan komponen yang harus diproduksi lebih dahulu maka dibutuhkan koordinasi antara pabrikator dengan instalator.
Area produksi harus tertata dengan baik, mulai dari tempat penumpukan material dasar, proses pengecoran, proses rawatan beton serta penyimpanan komponen beton pracetak. Konsekuensi dari unit ini (pabrikator) adalah harus menyediakan lahan kerja yang cukup luas karena lahan penumpukan bahan dan komponen beton pracetak yang diproduksi memiliki ukuran dan kuantitas yang besar.
Proses produksi beton pracetak tampak seperti Gambar di bawah. Hakikat dari pabrikasi beton pracetak adalah:
-        Kebutuhan akan tenaga kerja relatif lebih sedikit.
-        Kecepatan proses produksi.
-        Perbaikan kualitas produk.
Dibandingkan dengan proses konstruksi tradisional, hal yang menonjol dalam produksi beton pracetak adalah penggunaan mesin dalam pabrik untuk menghasilkan komponen beton pracetak.
Selain membutuhkan tenaga kerja lebih sedikit, penggunaan mesin akan mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh "faktor manusia" sehingga akan dihasilkan produk dengan kualitas yang lebih seragam.
Produksi Beton Pracetak/preecast
Proses Produksi Beton Pracetak
Metode Pabrikasi
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam lingkungan pabrik guna menghasilkan komponen beton pracetak adalah Stationary Production, Slip-form Production, dan Flow line Production.
-        Stationary Production
Metode produksi di mana proses pabrikasinya dilakukan pada cetakan yang bersifat tetap (tidak dapat bergerak) sampai pekerjaan selesai. Cetakan yang digunakan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar. Beberapa alternatif pemilihan rancangan cetakan adalah:
-     Rancangan cetakan sedemikian rupa sehingga pada bagian samping dapat diputar ke bawah sehingga terlepas dari beton.
-        Rancangan cetakan dapat diangkat ke atas sehingga terlepas dari betonnya.
-    Dengan merusak cetakan (pasangan bata), cara ini biasanya digunakan untuk memproduksi beton pracetak berupa dinding dan plat lantai untuk keperluan rumah tinggal dengan berbagai ukuran yang tidak sama sehingga penggunaan cetakan yang dapat digunakan berulang kali menjadi tidak efisien.
Pengaplikasian metode ini pada pabrikasi komponen yang dimensinya cukup besar, seperti pembuatan komponen plat lantai. Pabrikasi Hollow Core Slab (HCS) dengan sistem stationary production.
-        Slip-form Production
Metode pabrikasi dengan menggunakan cetakan yang dapat bergerak sepanjang casting bed. Pelepasan cetakan tersebut dilakukan dengan menggetarkan beton yang telah dipadatkan. Metode ini banyak dipakai untuk memproduksi beton pracetak berupa plat.
-        Flow-line Production
Metode pabrikasi untuk memproduksi komponen dalam jumlah banyak (massal), misalnya komponen atap, dengan harapan dapat mempersingkat waktu produksi.
Pemilihan Metode Pabrikasi
Pemilihan metode pabrikasi tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
-        Jumlah komponen yang akan diproduksi.
-        Dimensi dari komponen beton pracetak yang akan diproduksi.
-        Bentuk dari komponen beton pracetak, linierlflat (slab-type component).
-        Sistem yang akan digunakan (prestressed atau konvensional).
-  Komposisi produk dan material yang akan digunakan (lightweight concrete component, multi layer slab).
Jumlah komponen yang harus diproduksi mempunyai korelasi dengan kemampuan mesin. Untuk rangkaian kegiatan yang memproduksi dalam jumlah yang kecil, ±200 uni/tahun, metode yang tepat untuk digunakan adalah stationary production.
Jika produksi mencapai ±2000 unit/tahun dimungkinkan untuk menggunakan metode slipforming production dan production.
Ukuran dari komponen yang akan diproduksi terbatas yang sesuai dengan kemampuan dari mesin yang tersedia. Selain itu juga terdapat korelasi antara. cetakan, crane, fasilitas transportasi dan ukuran dari komponen beton pracetak itu sendiri.
Kriteria dari ukuran ini adalah berapa besar biaya awal yang harus dikeluarkan untuk pembuatan cetakan, berapa besar kapasitas mode transportasi yang tersedia dan berapa besar kapasitas crane yang harus disediakan untuk mengangkat komponen yang lebih besar.
Komponen beton pracetak dengan dimensi ukuran yang besar memang dapat menekan penggunaan tenaga kerja serta waktu pemasangan dapat dicapai lebih cepat. Pada sisi lain produk seperti ini membutuhkan biaya yang lebih besar untuk investasi peralatannya, sehingga timbul pertanyaan seberapa ukuran komponen beton pracetak sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan biaya tambahan yang dikeluarkan? Umumnya biaya yang harus dikeluarkan untuk kepentingan pemasangan ± 10% dari total cost.
Bentuk komponen beton pracetak merupakan bagian penting dalam penentuan mekanisme proses produksi. Komponen balok dan kolom lebih mudah diproduksi dengan metode stationary production, sedangkan untuk memproduksi jenis slab adalah lebih cocok dengan metode slip form in pro duction.
Cetakan (Moulding)
Cetakan merupakan unsur yang sangat penting dalam mekanisme proses produksi beton pracetak. Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan cetakan menyerap porsi yang cukup besar dari total biaya yang diperlukan. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah dimensi yang akurat guna menghasilkan komponen beton pracetak yang tepat.
Dimensi serta kualitas beton sangat tergantung dari cetakannya. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai suatu cetakan beton pracetak adalah:
-  Mempunyai volume yang stabil, sehingga dapat dihasilkan dimensi beton pracetak yang akurat.
-   Dapat digunakan berulang kali tanpa mengeluarkan biaya perawatan yang berarti.
-   Mudah dipindahkan dan rapat air sehingga tidak memungkinkan air agregat keluar dari cetakan.
-  Mempunyai daya lekat yang rendah dengan beton dan mudah membersihkannya.
-  Dapat digunakan untuk memproduksi berbagai bentuk komponen beton pracetak (fleksibel).
Material yang dapat digunakan untuk membuat cetakan beton pracetak dapat berupa besi, kayu, atau plastik. Material dari besi merupakan bahan yang hampir memenuhi persyaratan di atas namun dari segi biaya relatif mahal.
Cetakan dari besi cocok digunakan untuk memproduksi balok, kolom, plat, dan dinding. Sedangkan cetakan kayu sesuai digunakan untuk memproduksi komponen beton pracetak dalam jumlah yang kecil. Namun demikian terkadang penggunaan cetakan kayu tidak lebih murah dibandingkan dengan penggunaan cetakan besi.
Daya lekat antara kayu dengan beton cukup besar sehingga diperlukan material lain sebagai pelapis untuk menghambat daya lekat keduanya (biasanya digunakan plastik). Keuntungan penggunaannya adalah mudah dikerjakan karena berat material yang ringan.
Cetakan dari plastik dibuat dari bahan fiber glass yang mudah dimodifikasi serta memiliki berat material yang ringan.
Kondisi Lapangan
Metode produksi yang digunakan adalah stationary production dan slipform procluction. Metode stationary prodltction dapat digunakan untuk memproduksi komponen balok precast ataupun pelat lantai, sedangkan slip-form production digunakan untuk memproduksi komponen pelat lantai.
Kebutuhan jumlah material untuk memproduksi komponen struktur dengan teknologi beton pracetak sama saja jika dibandingkan cqsi in'sittt. Dalam pabrikasi dibutuhkan bahan tambah (additifl berupa sikament dengan takaran sesuai kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhan bahanbahan tersebut, pihak pabrik menjalin kerjasama dengan beberapa supplier dengan tujuan agar harga bahan tidak dipermainkan oleh supllier.
Keterlambatan produksi tidak pernah disebabkan karena terlambatnya pengiriman material oleh supplier, sehingga sistem yang diterapkan pabrik cukup baik.
Kebutuhan mesin produksi umumnya dipenuhi dengan cara memesan/ membeli dari luar negeri. Jenis mesin yang dibutuhkan adalah: mesin cetak, mesin aduk, mesin potong, mesin sftessing, mesin lifting, crane, forklift.
Tenaga kerja yang digunakan dalam lingkungan pabrik adalah tenaga kasar yang dididik sehingga mampu mengoperasikan alat. Tenaga kasar ini digaji relatif lebih rendah dibandingkan pekerja di lapangan.
Produktifitas pekerja di pabrik lebih konsisten, disebabkan oleh lingkungan kerja yang lebih baik (tidak panas, tidak kehujanan). Risiko terjadinya kecelakaan kerja di pabrik lebih kecil dibandingkan dengan kerja di lokasi proyek.
Produksi dapat dilaksanakan setiap saat, tidak terpengaruh cuaca, sehingga jadual dapat ditepati sesuai dengan rencana. Dengan pelaksanaan produksi di pabrik memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan secara seri. Kualitas produk yang dihasilkan juga lebih seragam.
Hal ini disebabkan oleh terjadinya pengendalian kualitas yang baik. Berat sendiri komponen beton pracetak tidak menimbulkan masalah bagi produsen, namun demikian harus disesuaikan dengan kemampuan alat yang tersedia untuk transportasi dan pemasangan (maksimum ± 2 ton/komponen).

0 komentar