Pemeliharaan Struktur Dinding Bata Merah Dan Beton

November 11, 2018
Dinding menjadi hal yang paling diperhatikan baik pada segi arsitektur ataupun struktur. Dinding yang merembes atau lembab sangat tidak memiliki nilai jual terhadap bangunan tersebut. Jika mall atau perhotelan memiliki dinding yang kurang pemeliharaaan pastinya pengunjungpun tidak begitu betah, begitu juga terhadap dinding rumah. Postingan ini menjelasakan pemeliharaan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan struktur pada dinding.

Pemeliharaan Struktur Pada Dinding
Pemeliharaan Struktur Dinding Bata Merah Dan Beton

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1)  Periksa bagian dinding luar bangunan (susunan bata atau blok, plesteran, dan sebagainya) dari keretakan, pengelupasan, atau kerusakan lainnya. Kemudian, perbaiki sesuai kerusakannya.
2) Perhatikan bahwa retakan besar yang terjadi pada dinding terutama retakan vertikal membelah lurus dari atas ke bawah mungkin disebabkan oleh adanya pergerakan (penurunan atau pergeseran) dari pondasi.
3) Segera lakukan pemeriksaan dan tindakan perbaikan jika diperlukan (seperti penyuntikan pondasi).
4)  Retakan-retakan kecil seperti rambut yang terjadi pada dinding perlu dicermati apabila terus membesar karena menunjukkan tanda adanya masalah pada pondasi. Konsultasikan pada konsultan konstruksi untuk menanganinya sesegera mungkin.
5)  Retakan-retakan demikian umumnya tidak mempengaruhi kekuatan struktur dan tidak berbahaya, tetapi bila retakan terkena udara luar dapat mengakibatkan masuknya air ke dalam dinding sehingga menyebabkan kelembaban.
6)  Retakan baru yang timbul harus diawasi dan bila retakan terus membesar maka tindakan perbaikan harus segera dilakukan.
7) Retakan kecil pada plesteran dinding umumnya disebabkan kualitas adukan plesteran yang kurang baik, seperti kurangnya semen, penggunaan pasir yang kotor, atau terlalu banyak air yang digunakan.
8)  Retakan besar agak sulit diperbaiki, tetapi ada satu cara yang dapat dipakai, yaitu: potong plesteran pada dinding yang retak kurang lebih selebar 30 cm pada kedua sisi dinding, buka retakan dengan pahat pada kedua sisi dinding, lalu isidengan adukan beton (perbandingan semen atau pasir 1-:4).
Kemudian, pasang kawat ayam (chicken wire), yaitu anyaman yang terbuat dari kawat tipis, dengan menggunakan paku beton pada retakan di kedua sisi dinding. Setelah itu, plester kembali sehingga tampak sama dengan dinding di sekitarnya.
9) Jika plesteran dinding mengelupas dan jatuh, potong area dinding lalu plester kembali hingga tampak sama dengan dinding di sekitarnya.
10) Buatlah permukaan bata atau blok (pada area tempat plesteran mengelupas) menjadi kasar karena salah satu alasan plesteran lepas adalah permukaan bata atau blok yang terlalu halus hingga sulit bagi beton untuk menempel.
11)  Berilah zat aditif perekat atau cairan semen pada permukaan bata atau blok sebelum mengerjakan plesteran.
12) Jika plesteran mengalami retakan kecil seperti rambut maka dapat diperbaiki dengan adukan perbaikan (propriotery filler) untuk bagian luar dinding, atau menggunakan adukan semen atau air.
13) Retakan yang lebih besar dapat menggunakan adukan semen atau pasir halus 1:1 dengan ditambahkan lem PVA secukupnya.
14) Setelah area tempat retakan pada dinding diperbaiki, ampelaslah plesteran dinding supaya halus, lalu beri cat dasar (meni) dengan cat emulsi (cat berbahan dasar air).
15) Kemudian, lapisi kembali dengan 2 lapis cat emulsi agar tampak sama dengan area dinding di sekitarnya.
Dinding Bata Merah atau Konblok
Dinding berfungsi hanya sebagai partisi atau dapat bersifat pula sebagai penahan beban (wott beoring). Di lapangan kondisidinding bata berbeda-beda. Kadang ditemui dinding yang selalu dalam keadaan basah sehingga memungkinkan tumbuhnya lumut di permukaannya.
Kondisi demikian kerap terjadi di daerah dengan muka tanah tinggi atau letak dinding bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah seperti di perbukitan (misalnya: vila atau paviliun peristirahatan). Penyebabnya adalah mortar dinding yang diletakkan di antara batu bata tidak menggunakan mortar yang kedap air.
Pemeliharaan pada saat pra konstruksi yang dilakukan antara lain:
1) Pasangan batu bata harus dibasahi terus-menerus selama sedikitnya 7 hari setelah didirikan.
2)   Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus mendapatkan perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
3)   Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding atau dinding dengan peralatan harus ditutup dengan bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam persyaratan Teknis pasangan Bata.
4)  Khusus pasangan dinding bata ekspos harus menggunakan bata super dengan permukaan yang baik dan selama pelaksanaan harus dilindungi supaya tidak terkena adukan dan kotoran lainnya yang bisa mengakibatkan perubahan warna ataupun tekstur bata ekspos.
Pemeliharaan pada saat pasca konstruksi yang dilakukan antara lain:
1)   Apabila dinding terjadi rembes air atau selalu basah:
a)   Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.
b) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada ke arah vertikdoal.
c)   Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dan sebagainya, spesi yang terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata dalam arah horizontalsepanjang 1 meter.
d) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar kedap air (campuran 1 PC:3 pasir).
e)   Bila telah mengering, lanjutkan ke arah horizontalselanjutnya.
f)    Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal serupa.
g)   Kemudian, plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai.
Apabila dinding retak:
a) Untuk retak rambut, korek bagian permukaan dinding, tambal dengan saus semen, atau gunakan semen grouting khusus untuk retakan dinding.
b) Untuk retak konstruksi karena adanya perubahan bentuk struktur utama bangunan, sebaiknya perbaikan yang dilakukan adalah perbaikan struktqg atau penguatan bagian struktur yang bersangkutan.
Apabila dinding basah karena saluran air bocor:
a)   Pastikan letak kebocoran.
b)   Perbaiki kebocoran pipa air.
Dinding Beton
Bangunan yang menggunakan expose concrete seperti di dinding luar bangunan, lapisan luar kolom.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1)   Bersihkan permukaan expose concrete dengan menggunakan sabun' bilas sampai bersih, dan lakukan setiap 5 bulan sekali.
2) Lakukan pemberian cat transparan dengan warna 'doff atau unglossy' pada permukaan yang ada sebanyak 2 lapis.

0 komentar