Keunggulan Dan Kelemahan Beton Pracetak

November 26, 2018
Dalam mengaplikasikan beton pracetak sebagai elemen bangunan gedung tentu perlu mempertimbangkan untung/rugi dan keunggulan/kelemahannya. Salah satu hal yang patut diperhatikan adalah pemilihan material konstruksi yang akan digunakan dalam pengaplikasian teknologi beton pracetak itu.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai material konstruksi adalah:
1)   Mampu menghasilkan kekuatan yang tinggi.
2)   Tidak memerlukan perawatan yang berlebih.
3)   Tahan api.
4)   Tidak mudah mengalami perubahan volume (stabil).
5)   Tahan terhadap panas.
6)   Dapat diproduksi secara mekanis.
Keunggulan Dan Kelemahan Beton Pracetak

Material yang tepat dan dapat memenuhi kriteria di atas adalah beton bertulang yang telah dikenal ratusan tahun yang lalu.
Material ini mampu menyalurkan dengan baik gaya-gaya dalam yang diakibatkan oleh beban luar yang bekerja pada struktur tersebut, tidak diperlukan perawatan yang berarti, serta tahan terhadap api serta panas.
Namun demikian beberapa hal yang kurang menguntungkan dari material ini adalah "berat sendiri" serta struktur sambungan yang tidak mudah untuk dikerjakan.
Keunggulan Beton Pracetak
1)  Durasi proyek menjadi lebih singkat
Dengan menerapkan teknologi beton pracetak, pekerjaan struktur yang masih harus dilaksanakan di lapangan adalah pekerjaan struktur bawah (fondasi), di mana proses pelaksanaannya dapat bersamaan dengan kegiatan produksi beton pracetak.
Pengaturan jadwal produksi elemen beton pracetak dapat diatur sedemikian rupa sehingga elemen-elemen yang akan dipasang lebih awal dapat diproduksi lebih dahulu dan pada saatnya nanti elemen tersebut telah cukup umur.
Pada saat pekerjaan stuktur bawah selesai maka elemen-elemen beton pracetak yang telah cukup umur tersebut dapat di-erection dalam waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan proses konstruksi tradisional.
Dengan kegiatan pekerjaan yang overlapping serta cycle time erection yang relatif singkat maka proyek akan selesai dalam waktu yang lebih singkat.
2)  Mereduksi biaya konstruksi
Dengan durasi yang relatif lebih singkat maka dengan sendirinya biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan proyek akan menjadi lebih kecil. Satu hal yang jelas terlihat pengurangannya adalah biaya overhead proyek.
Hal lain yang dapat mereduksi biaya adalah penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit yang akan menurunkan biaya upah; berkurangnya kebutuhan material pendukung seperti s caffol ding, penghematan material bekisting, serta penghematan material pembentuk beton bertulang.
3)  Kontinuitas proses konstruksi dapat terjaga
Maksud dari kontinuitas adalah kegiatan pelaksanaan pekerjaan tidak terhenti oleh karena pengaruh alam (cuaca). Gambaran keadaan ini, misalnya untuk melaksanakan pekerjaan kolom secara tradisional tentu akan lebih banyak dilakukan luar ruangan.
Mulai pemasangan tulangan, pemasangan bekisting, pengecoran, semua harus dilakukan di luar ruangan. Berbeda dengan penggunaan beton pracetak. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan di luar ruangan relatif lebih singkat sehingga kontinuitas pekerjaan dapat lebih terjaga.
4)  Produksi massal
Salah satu pertimbangan jika hendak menggunakan teknologi pracetak adalah bahwa jenis elemen struktur hendaknya tidak terlalu bervariasi sehingga setiap jenis elemen yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar.
Hal ini dilakukan agar tingkat efisiensi dari pembuatan secara massal dan pabrikasi dapat dicapai. Efek lain dari proses pabrikasi adalah kebutuhan tenaga kerja yang relatiflebih sedikit karena sebagian besar proses produksinya didukung oleh mesin.
Di samping itu produk yang dihasilkan mempunyai ketepatan dimensi yang lebih akurat apabila dibandingkan dengan penggunaan proses konvensional.
5)  Mengurangi biaya pengawasan
Biaya yang harus dikeluarkan dalam sebuah proyek konstruksi terdiri dari biaya langsung dan biaya tak langsung.
Biaya langsung tidak dipengaruhi oleh durasi proyek, sedangkan biaya tak langsung yang terdiri dari biaya overhead sangat tergantung pada durasi proyek.
Proses konstruksi yang lebih singkat akan banyak mereduksi biaya yang harus dikeluarkan. Salah satu biaya yang harus dikeluarkan adalah fee untuk konsultan supervisi.
6)  Mengurangi kebisingan
Pada pelaksanaan cast-in place, semua kegiatan dilakukan di lokasi proyek sehingga peralatan yang dibutuhkan harus didatangkan ke lokasi pekerjaan. Hal itu tentu akan menimbulkan aneka suara yang berasal dari alat tersebut.
Jumlah alat yang digunakan akan mempengaruhi tingkat kebisingan di lokasi proyek. Dengan menggunakan beton pracetak, proses produksi dilaksanakan di luar lokasi proyek (misal di pabrik), yang apabila telah selesai diproduksi maka akan dipindahkan ke lokasi proyek dan diinstalasi pada tempat yang seharusnya.
Proses semacam ini secara langsung dapat mengurangi tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh peralatan konstruksi karena jumlah alat yang harus didatangkan ke lokasi proyek relatif lebih sedikit jumlahnya.
7)  Dihasilkan kualitas beton yang lebih baik
Bila dibandingkan dengan beton cast-in place, beton pracetak mempunyai kualitas yang lebih baik. Hal ini karena hal-hal sebagai berikut:
-        Proses produksi dilaksanakan dengan menggunakan mesin,
-        Kondisi di pabrik yang relatif konstan,
-        Pengawasan yang lebih cermat,
-        Kondisi dari lingkungan kerja yang lebih baik (mis. kerja tidak di bawah panas matahari).
Secara psikologis seorang pekerja yang bekerja di ketinggian tertentu dalam usaha membangun sebuah gedung bertingkat akan terganggu tingkat produktivitasnya.
Hal ini disebabkan karena ada kekhawatiran akan kemungkinan terjatuh. Dengan demikian secara otomatis para pekerja akan berusaha untuk melaksanakan kegiatannya dan menjaga keseimbangannya supaya tidak terjatuh.
Hal itu tentu akan mempengaruhi tingkat kecermatan dan ketelitian dalam pelaksanaan kegiatan.
8)  Pelaksanaan konstruksi hampir tidak terpengaruh oleh cuaca
Elemen beton pracetak diproduksi dalam lingkungan pabrik yang terlindung dari pengaruh panas matahari ataupun hujan sehingga dalam cuaca yang bagaimanapun juga proses produksi tetap berlangsung.
Pada umumnya proses produksi elemen pracetak dilaksanakan dengan menggunakan cetakan besi yang menurut sifatnya paling memenuhi kriteria sebagai cetakan bila dibanding dengan material lain.
Cuaca akan berpengaruh pada saat erection mulai dilaksanakan di lokasi pekerjaan. Saat proses produksi elemen pracetak, cuaca kurang berpengaruh. Yang terpengaruh oleh cuaca adalah saat erection di lapangan.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses erection di lapangan relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan proses produksi beton pracetak. Dengan demikian penggunaan elemen pracetak akan dapat mereduksi durasi proyek secara keseluruhan dan memperkecil kemungkinan terjadinya keterlambatan yang diakibatkan oleh cuaca.
Kelemahan Beton Pracetak
1)  Transportasi
Setelah proses produksi beton pracetak yang dilaksanakan di pabrik selesai maka akan dilanjutkan dengan proses pemindahan hasil produksi ke lokasi pekerjaan.
Proses pemindahan elemen beton pracetak dari lokasi pabrik menuju lokasi proyek membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan alat bantu yang digunakan untuk mengangkat elemen tersebut ke dan dari mode transportasi yang dipakai sebagai alat angkut.
Proses ini harus direncanakan di awal proses perencanaan bentuk dan disain beton pracetak agar komponen tersebut dapat dipindahkan ke lokasi pekerjaan.
Faktor penting yang dipertimbangkan adalah dimensi dan berat setiap komponen yang harus sesuai dengan ketersediaan alat angkat dan alat angkut.
Data mengenai ketersediaan alat angkat dan angkut ini akan sangat membantu perencana komponen untuk menghasilkan disain yang layak angkat dan angkut.
Mode transportasi yang digunakan pada umurnnya adalah truk bak terbuka. Dimensi dan berat dari elemen beton pracetak sangat dipengaruhi oleh kemampuan alat angkut serta kemudahan transportasinya.
2)  Erection
Penggunaan teknologi beton pracetak selalu melewati proses yang disebut erection, yaitu tahap penyatuan elemen beton pracetak menjadi satu-kesatuan yang utuh sehingga membentuk suatu bangunan.
Pada proses ini pihak pelaksana proyek dituntut untuk menyediakan alat bantu instalasi, misalnya sebuah crane yang mampu mengangkat dan memindahkan elemen beton pracetak sehingga terpasang pada posisi yang seharusnya.
Penyediaan alat bantu ini membutuhkan biaya yang relatif besar sehingga jika teknologi ini akan diterapkan pada sebuah bangunan maka harus dikaji efisiensi biayanya, antara penyediaan alat bantu dengan nilai proyek itu sendiri.
Kajian yang detil tentang volume pekerjaan beton pracetak dengan biaya pengadaan alat bantu instalasi dapat digunakan sebagai bahan untuk memutuskan metode yang akan digunakan.
Apabila volume pekerjaan kurang memadai maka akan mengakibatkan biaya konstruksi menjadi mahal.
3)  Connection
Dalam usaha menyatukan elemen-elemen beton pracetak dibutuhkan suatu konstruksi tambahan yang mampu meneruskan semua gaya-gaya yang bekerja dalam setiap elemen.
Yang dimaksudkan penyatuan di sini adalah penyatuan material beton dan material baja yang menjadi bagian utama dari struktur beton bertulang.
Kendala yang timbul adalah bagaimana menentukan jenis sambungan yang mampu mengantisipasi semua gaya yang terjadi sehingga perilaku struktur dapat menyerupai struktur beton bertulang dengan proses konstruksi tradisional.
Untuk mengaplikasikan alat sambung yang betul-betul sempurna dibutuhkan biaya yang relatif mahal.

0 komentar