Mengapa Beton Pracetak Dan Apa Kendalanya

November 25, 2018
Biaya konstruksi cenderung terus meningkat, seperti ditunjukkan oleh hasil pengamatan yang dilakukan sejak tahun 1930 sampai dengan tahun 1980. Bila dibandingkan dengan biaya pada industri manufaktur, biaya konstruksi telah melesat jauh ke depan. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah tingginya upah tenaga lapangan dan proses konstruksi yang dilakukan secara tradisional.

Mengapa Pracetak
Untuk menjawab tantangan tersebut, maka kemudian dikembangkan teknologi pracetak yang mengarah pada industrialisasi, di mana produk dihasilkan dengan produksi massal dan bersifat pengulangan.
Dalam pabrik komponen beton pracetak, tenaga yang digunakan adalah tenaga kasar yang dididik agar dapat mengoperasikan mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi sehingga upah yang diterima oleh pekerja adalah upah tenaga kasar.
Dengan mengaplikasikan teknologi beton pracetak maka dengan sendirinya akan mengurangi pemakaian jumlah tenaga kerja di lokasi proyek.
Salah satu karakteristik tenaga kerja lapangan adalah harus mempunyai ketrampilan tertentu sehingga upah yang diterimanya lebih besar dibanding tenaga kasar di pabrik (dengan produk sejenis).
Hal lain yang menonjol dari penggunaan beton pracetak adalah mutu pekerjaan yang menjadi lebih baik dan seragam.
Mengapa Beton Pracetak Dan Apa Kendalanya
Hubungan Kerja Organisasi Pelaksanaan
Menggunakan Teknologi Beton Pracetak
Salah satu material yang digunakan dalam teknologi pracetak adalah beton, yang dapat berupa komponen struktural seperti unit tangga, balok, kolom, kerbs, kolom lampu, bantalan rel kereta api, konsol, plat lantai, plat atap, penutup dinding, dan lain-lain.
Produksi dari komponenkomponen ini dapat dilaksanakan di lokasi lingkungan pabrik yang kemudian dikirim ke lokasi proyek.
Atau bila produksi dalam jumlah besar atau ada pertimbangan lain, maka produksi dapat dilaksanakan di lingkungan lokasi proyek.
Manfaat pabrikasi beton di lapangan ini harus jelas, terutama sehubungan dengan kemudahan pengawasan dan pengontrolannya. Pemadatan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien.
Demikian juga upaya untuk perawatan beton pada masa pemeliharaan. Namun demikian, sering pula terjadi pertentangan atas manfaat dari metode ini.
Pihak pemakai harus memeriksa dan menguji produk beton pracetak dengan memperlakukannya seperti bilamana memakai beton yang dicetak di tempat.
Secara umum produk dari beton pracetak dapat dikategorikan menjadi lima kelompok, yaitu:
1)   Komponen-komponen untuk kepentingan arsitektur yang bersifat ornamen.
2)   Komponen beton untuk lalu-lintas, paving, kerbs.
3) Komponen-komponen struktur yang mendukung beban, seperti tiang, balok. kolom, bantalan rel, pipa, plat lantai.
4)   Komponen penutup atap yang harus kedap air dan tahan terhadap cuaca.
5)   Bata beton (batako).
Kendala Pracetak
Dalam pengaplikasiaan metode beton pracetak, kunci keberhasilan pelaksanaannya sedikit banyak dipengaruhi oleh aspek manajemen. Akibat berbagai faktor yang berpengaruh dalam penggunaan beton pracetak, maka sangat mungkin bahwa penerapan teknologi ini belum memberikan hasil yang terbaik.
Beberapa faktor dari aspek manajemen yang harus diperhatikan adalah:
1)  Teknologi
Permasalahan utama dalam pengaplikasian metode ini adalah penggabungan antara komponen satu dengan yang lain sehingga keutuhan struktur dapat dicapai.
Hal ini berbeda dengan metode in-situ yang secara umum sudah sangat dikenal dan dikuasai.
2)  Bahan
Kebutuhan bahan untuk mendukung pembuatan komponen-komponen beton pracetak sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan berat komponen yang ringan (misal beton ringan), tetapi tetap memenuhi persyaratan teknis yang lain.
3)  Sumber Daya Manusia
Penggunaan metode yang baru tentu membutuhkan sumberdaya yang mampu merancang dan melaksanakannya.
Kemampuan ini dapat diperoleh dengan ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan/pelaksanaan teknologi beton pracetak.
Faktor pengalaman sangat menentukan pelaksanaan dan pengembangan metode ini.
4)  Perencanaan
Pada tahap perencanaan, hal yang harus diperhatikan adalah usaha untuk mendapatkan berat komponen yang ringan tanpa mengurangi syarat-syarat teknis.
Selain itu bentuk komponen dan khususnya bagian sambungan menjadi sangat penting artinya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah transportasi dan instalasi. Pelaksanaan pemasangan komponen-komponen di lapangan mampu mereduksi dan mempermudah pengendalian biaya dan jadwal pekerjaan.
5)  Logistik
Pada tahap pengadaan material dibutuhkan volume material yang besar sehingga biaya yang harus disediakan juga besar.
6)  Produksi
Produksi merupakan peran mutlak pabrikator. Sepanjang tidak ada halangan yang berkaitan dengan logistik maka masalah yang muncul biasanya menyangkut hal-hal teknis, yang dengan menyerahkan pekerjaan tersebut kepada pabrikator yang profesional maka hanrbatan teknis tersebut akan dapat diredam.
Hal penting dalam faktor produksi adalah penentuan prioritas jenis komponen yang harus lebih dahulu dipabrikasi. Untuk itu dibutuhkan koordinasi yang baik antara pabrikator dan instalator.
Di bagian lain, area produksi harus tertata dengan baik, mulai dari tempat penumpukan material dasar hingga proses pengecoran serta penyimpanan komponen beton pracetak.
Konsekuensi dari hal tersebut adalah diperlukannya lahan kerja yang sangat luas sebagai tempat penumpukan bahan dan komponen beton pracetak yang diproduksi dalam ukuran dan kuantitas yang besar.

7)  Pengangkutan dan Distribusi
Pengertian pengangkutan adalah memindahkan komponen beton pracetak dan lokasi pabrikasi ke lokasi proyek. Sedangkan pengertian distribusi adalah pemindahan komponen beton pracetak dari penyim-panan di lokasi proyek ke posisi di mana komponen tersebut akan ditempatkan sebagai bagian dari bangunan.
Tanggung jawab pabrikator adalah pada proses pengangkutan sedangkan proses distribusi merupakan tanggung jawab instalator.
Alat pendukung yang menjadi standar untuk pelaksanaan pekerjaan ini mencakup portal crane, truk bak terbuka, forklift, yang harus dimiliki untuk keperluan bongkar nruat dan mobilisasi komponen dari area pabrikasi ke lokasi proyek.
8)  Instalasi dan Perbaikan
Kecepatan dan kemudahan instalasi komponen merupakan bukti bahwa sistem telah terencana dan bekerja seperti seharusnya. Kembali kepada tujuan penggunaan metode ini, yang berintikan efisiensi waktu, maka pendataan mengenai kecepatan instalasi komponen harus dimonitor.
Jika masih terdapat kesulitan dalam pemasangan maka harus diteliti ulang apakah hambatan diakibatkan oleh sistem atau oleh peralatan. Yang tak kalah pentingnya adalah masalah perbaikan komponen yang telah terpasang.
Apakah sistem telah menyiapkan cara perbaikan di tempat (tanpa harus menurunkan unit komponen beton pracetak) atau setiap terjadi kerusakan maka satu unit komponen harus diturunkan dan diperbaiki, dikerek ke bawah dan dikerek lagi ke atas, dikembalikan pada posisinya.
Jika demikian maka akan terjadi kesulitan bilamana pekerjaan telah diserahkan kepada pemtlik proyek (owner), karena pemilik proyek (owner) harus memiliki peralatan khusus serta tenaga kerja untuk melaksanakan perbaikan tersebut.
Peran dari produsen adalah memproduksi komponen beton pracetak dan mengirimkannya ke lokasi proyek, sedangkan peran instalator adalah mengatur penyusunan komponen sesuai permintaan, termasuk penyiapan peralatan instalasi sampai dengan pemasangan komponen pada tempatnya.
Koordinasi dari keempat pihak tersebut harus selalu terjadi karena jika terjadi'keterlambatan dari salah satu pihak maka hal itu akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam perencanaan, produksi, penyatuan dan pelaksanaan teknologi beton pracetak menjadi bagian terpenting untuk mendapatkan seluruh manfaat yang ada pada teknologi ini. Salah satu bentuk hubungan kerja organisasi pelaksanaan teknologi beton pracetak diperlihatkan pada Gambar.

0 komentar