Tahapan Pemasangan Bekisting Balok Dan Pelat

December 19, 2018
Bekisting atau cetakan untuk pekerjaan balok dan pelat merupakan salah satu materi dari mata kuliah tekban. Dalam tulisan ini dijelaskan tahapan pemasangan bekisting balok dan pelat, kemudian dijelaskan juga jenis tipe struktur balok.
Bekisting/Cetakan Balok
Hal penting yang perlu mendapatkan perhatian pada pembuatan balok adalah tempat peftemuan antara ujung akhir balok dengan kolom. Permukaan balok pada ujungnya harus benar-benar menyatu/monolit dengan kolom terutama pada bidang persentuhan kedua komponen tersebut.
Pelaksanaan yang hati-hati dan teliti dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kebocoran oleh air, yang apabila terjadi akan menj adi sulit untuk mernperbaikinya.
Terdapat beberapa tipe balok, di antaranya adalah: Balok bebas berdiri sendiri; Balok yang menyatu dengan pelat; Balok dengan dimensi tampang tidak sama di bagian memanjangnya.
-        Balok Bebas Berdiri Sendiri
Komponen bangunan jenis ini pelaksanaan pembuatannya tidak bergantung pada komponen lain. Sebagai pendukung beban pelat lantai, jenis balok ini paling umum digunakan.
Cara Membuat Cetakan Balok Bebas Berdiri Sendiri
Cara Membuat Cetakan Balok Bebas Berdiri Sendiri

Keterangan Gambar:
No 1: Cetakan Balok Sistem Balok Penyokong
No 2: Cetakan Balok Dengan Pengatur Baut Dan Balok Penyokong
No 3: Cetakan Balok Dengan Pengatur Baut
Dalam usaha membangun komponen balok, ada berbagai cara untuk membuat cetakannya.
-        Balok yang Menyatu dengan Pelat
Sistem lain yang mungkin digunakan dalam pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah struktur cetakan antara balok menjadi satukesatuan dengan struktur Bekisting/Cetakan Pelat. Artinya bahwa cetakan untuk kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Cara Membuat Cetakan Balok Yang Menyatu Dengan Pelat
Cara Membuat Cetakan Balok Yang Menyatu Dengan Pelat

Keterangan Gambar:
No 1: Struktur Cetakan Balok Terpisah Dengan Cetakan Pelat
No 2: Struktur Cetakan Balok Mendukung Sebagian Cetakan Pelat
No 3: Struktur Cetakan Balok Mendukung Cetakan Pelat
Bekisting/Cetakan Pelat
Dalam sebuah bangunan gedung, elemen sebagai pendukung beban hidup lantai tertentu sepenuhnya didukung oleh pelat lantai. Pelat lantai ini dapat dibedakan berdasarkan materialnya, misalnya terbuat dari material kayu, beton, atau yang lain.
Terdapat banyak jenis atau tipe struktur pelat lantai beton, antara laian:
-        Pelat lantai yang didukung oleh sistem struktur balok.
-        Pelat lantai rata, tebalnya sama tanpa balok (pelat cendawan).
-        Pelat lantai sistem waffle atau grid.
-        Pelat lantai rata, tebal sama didukung oleh struktur baja.
Pada umumnya struktur pelat lantai dan balok menjadi satu kesatuan yang monolit, sehingga Bekisting/Cetakan Balok dan pelat lantai juga harus menjadi satu kesatuan.
Dalam hal tersebut di atas, ada dua hal penting untuk diperhatikan, yaitu:
-        Elevasi dasar balok,
-        Elevasi dasar pelat.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana agar proses pembongkaran cetakan dapat dengan mudah dilaksanakan dan mengantisipasi sekecil mungkin bagian yang rusak, terutama bagian pertemuan antara balok dan pelat lantai.
Terdapat dua macam sistem struktur Bekisting/Cetakan Pelat dan balok, yaitu:
Sistem Tetap (Fixed)
Dipasang dan dibongkar untuk tiap lantai. Sistem ini dikembangkan dengan penggunaan beton pracetak (prrecast concrete half slab) sebagai pengganti Bekisting/Cetakan Pelat.
Urutan pemasangan Bekisting/Cetakan Pelat dan balok dapat diuraikan sebagai berikut:
-        Pabrikasi cetakan sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah maupun bentuk cetakan sesuai perencanaan.
-        Pemberian tanda (marking) elevasi dasar balok dan pelat pada kolom yang telah dicor.
-       Marking as-kolom dapat digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan as-balok.
-  Pasang scafolding balok dengan pedoman marking as-balok. Bila untuk Bekisting/Cetakan Pelat juga memerltkan scdolding maka pemasangannya dilakukan bersamaan agar bracing-nya dapat dirangkai menjadi satu-kesatuan.
-        Pasang panel cetakan dasar balok sesuai dengan elevasinya dengan cara menaik-turunkan scafolding atau adjuster frame.
-      Penyetelan elevasi scafolding untuk pelat dengan memperhatikan balok yang akan digunakan untuk menahan cetakan (balok kayu, balok Peri/Doka).
-        Pasang panel dinding balok dengan memperhatikan as-balok yang bersangkutan.
-   Pasang Bekisting/Cetakan Pelat dan seluruh permukaan cetakan dengan dilapisi minyak khusus untuk cetakan.
-  Dilakukan recheck as dan elevasi untuk meyakinkan bahan penulangan dan pengecoran dapat mulai dilaksanakan.
Untuk memperjelas urutan pelaksanaannya:
-        Tahap 1
Komponen bangunan yang harus diselesaikan lebih awal adalah kolom, yang nanti akan berfungsi sebagai pendukung komponen balok. Tatacata pelaksanaannya seperti apa yang telah dijelaskan.
-        Tahap 2
Setelah kolom terbentuk maka dilanjutkan dengan pemasangan perancah. Macam dan jenis perancah sangat beraneka ragam. Salah satunya adalah scaffolding. perancah ini disusun sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
-        Tahap 3
Adalah pemasangan Bekisting/Cetakan Balok pada posisi dan elevasi yang direncanakan. Untuk balok yang langsung didukung oleh kolom, pemasangan cetakannya berbeda dengan balok yang menggantung.
Tepat pada perlemuan antara balok dengan kolom membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya agar pertemuan keduanya terlihat rapi.
-        Tahap 4
Dilanjutkan dengan pemasangan Bekisting/Cetakan Pelat. Pemilihan bahan dan jenis cetakan (konvensional atau pabrikasi) perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat pertimbangan efisiensi.
Bekisting/Cetakan Pelat dan balok sistem tetap (conventional) ini dapat dikombinasi dengan penggunaan precast concrete hatf siab, di mana struktur pelat dicetak lebih dahulu dengan ketebalan ietengahnya dan kemudian setengahnya lagi diselesaikan dengan cara cor di tempat (casl in-place) bersamaan dengan pengecoran balok.
Metode ini sering digunakan karena menghemat cetakan dan menghemat penggunaan scafolding. Yang perlu diperhatikan adalah:
-        Precast concrete half slab diproduksi secara massal di pabrik.
-        Sistem transportasi precast concrete half slab perlu dipikirkan untuk menghindari retak/pecahnya precast.
-        Precast concrete half slab dipasang sesuai dengan perencanaan dengan rapi dan rapat, dengan beberapa pendukung yang diperlukan.
Sistem Bongkar Pasang (knock Down)
Saat ini banyak dikembangkan disain struktur tipikal. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya konstruksi. Penurunan biaya dapat diperoleh dengan menekan biaya cetakan beton/bekisting.
Salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan cetakan dengan sistem knock down yang merupakan pengembangan sistem konvensional untuk melayani struktur pelat dan balok tipikal.
Salah satu pengembangan cetakan sistem knock down adalah tahle form, di mana cetakan tersebut merupakan satu-kesatuan struktur seperti meja yang dapat dipindah-pindahkan. Disain cetakan disesuaikan dengan disain dari bangunan yang akan dilaksanakan.
Pergerakan sffuktur cetakan ini ada dua, yaitu arah horizontal dan vertikal. Pergerakan horizontal dibantu dengan roda untuk menempatkan posisinya sesuai dengan as-nya.
Sedangkan pergerakan arah vertikal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
-        Pergerakan vertikal di tempat untuk mencapai elevasi yang diperlukan
-    Pergerakan vertikal pindah lantai di atasnya untuk melayani pekerjaan cetakan yang serupa pada lantai di atasnya.
Pergerakan ini cukup besar sehingga perlu kehati-hatian agal struktur tidak rusak dan untuk melaksanakannya diperlukan tower crane.
Tahap -tahap pergerakan tableform adalah sebagai berikut:
Tahap awal adalah menurunkan ketinggian table fonn sampai permukaan paling atas pada posisi di bawah elevasi balok dengan cara memutar tuas pengatur yang berada di bagian bawah dan dilanjutkan dengan mendorong table form ke arah luar bangunan untuk memindahkannya secara vertical ke lantai berikutnya dengan bantuan tower crane.
Setelah table form diletakkan pada lantai yang dituju maka dilanjutkan dengan meletakkannya pada posisinya dan dilanjutkan dengan mengatur elevasi cetakan sesuai dengan elevasi komponen bangunan yang akan dicor. Demikian seterusnya, satu per satu table form dipindahkan.
Selain bentuk table, dalam dimensi yang lebih besar sangat dimungkinkan bentuk yang lain. Tahap instalasi table form dalam dimensi yang lebih besar adalah sebagai berikut:
Tahap 1
Table fonndalam posisi setelah dilakukan pengecoran
Tahap 2
Setelah beton yang dicor cukup umur maka cetakan yang berupa table form dilepaskan dari tempatnya, dengan cara memutar pengatur tinggi yang terletak pada bagian bawah sedemikian rupa sehingga secara perlahan table form mulai terlepas.
Elevasi turunnya table form sampai dengan ujung paling atas dari table form berada di bawah elevasi balok dengan tujuan cetakan ini dapat dikeluarkan dari ruang ini. Perlu juga disiapkan beberapa roda sebagai alas untuk pergerakan table form ke arah horizontal.
Tahap 3
Table form diyakinkan telah terletak pada posisi di atas roda dengan benar dan stabil.
Tahap 4
Bila tahap 3 telah selesai maka dilanjutkan dengan mendorong ke arah horizontal sehingga table form terbebas dari hambatan. Di samping itu, pada tahap ini perlu mulai dipasang pengikat yang berupa sling atau kawat baja untuk menahan struktur manakala terlepas dari lantai yang menahannya.
Sling ini diikatkan pada tower crane dengan kapasitas yang memadai sebagai alat bantu Tahap 5, table form yang telah terikat erat pada tower crane sling kemudian dipindahkan ke lantai di atasnya/pergerakan sampai pada elevasi yang direncanakan dengan vertical.
Tahap 6
Bila elevasi telah sesuai maka table form diatahkan secara horizontal pada posisi yang direncanakan. Sebelum table form tersebut diletakkan maka terlebih dahulu disiapkan roda-roda sebagai alat bantu pergerakan horizontal dengan jumlah secukupnya.
Tahap 7
Dilanjutkan dengan pergerakan horizontal dengan memanfaatkan roda yang telah disiapkan.
Tahap 8
Menempatkan letak table Jbrm pada posisi yang direncanakan.
Tahap 9
Setelah posisi table fonn sesuai, maka dapat dilanjutkan dengan melakukan pergerakan vertikal guna mendapatkan ilevasi yang diinginkan dengan cara memutar tuas pengatur ketinggiannya.
Pada tahap ini dibutuhkan ketelitian terutama pengecekan elevasi guna mendapatkan hasil dengan kualitas prima.
Tahap 10
Melaksanakan pengecoran beton.

0 komentar