Permasalahan Air Conditioner (AC)

February 02, 2019

Permasalahan Air Conditioner (AC) seperti timbul bau tidak sedap atau suhu ruangan terlalu panas atau dingin dan permasalahan lainya disebabkan oleh beberapa hal. Postingan ini membahas beberapa permasalahan Air Conditioner (AC), setelah pada postingan sebelumnya membahas cara kerja dan jenis AC.
Tulisan ini meskipun sangat umum tetapi ditujukan untuk tim teknis atau mahasiswa Teknik Sipil yang salah satunya mempelajari bagian pemeliharaan bangunan gedung pada item system tata udara.
Permasalahan Air Conditioner (AC)

Permasalahan AC
A. Permasalahan AC yang Sering Menjadi Keluhan Pengguna:
1. Timbulnya bau tidak sedap
a. Bau-bau  tidak sedap didalam ruangan (apek) umumnya diakibatkan buruknya IAQ  (lndoor Air Quality) dan pendinginan yang tidak efektif serta menyebabkan kelembaban tinggi ataupun kebocoran refrigeront (bau zat kimia).
b. Sistem aliran udara ducting yang kotor.
2. Suhu  ruangan  terlalu  panas atau terlalu dingin
a.  Jika kondisi peralatan AC baik maka suhu ruangan bergantung pada aliran udara (air volume),  setting domper, dan seting suhu pendingin. Jika menggunakan sistem kendali remote maka kecepatan/on mempengaruhi pula kecepatan aliran udara.
b.  Kondisi AC yang buruk berdampak pula pada kemampuan AC untuk mendinginkan udara.
c.  Panas  matahari dari jendela umumnya menyumbangkan 60-700/c dari beban panas (heot lood) yang harus didinginkan oleh AC.
3. Stuffiness
a.  Terasa seperti kekurangan udara, sesak napas, dan sebagainya. Umumnya  diakibatkan  kurangnya  aliran udara yang memadai.
b.  IAQ (lndoor Air Quolity) Penyakit gangguan pernapasan dan sebagainya.
c.  Masalah filtrasi, pengaturan pencampuran udara segar, dan kebersihan  penggunaan chilled woter konlaminasi dan kebocoran disistem pendingin).
4. Suara berisik atau getaran  yang  mengganggu
lnstalasi ducting yang tidak baik, kerusakan pada mekanisme pegas, dan bantalan  di unit AHU/FCU.
B. Permasalahan yang Sering Muncul di Sistem AC
1. Kebocoran refrigeront,
2. Perawatan tidak memadai atau tidak ada perawatan,
3. Masalah filter AC,
4. Masalah di kumparan evoporotor atau kondensor,
5. Masalah sirip kumparan,
6. Masalah seoling dan insulasi ducting udara,
7. Masalah di sistem kelistrikan dan kendali,
8. Kebocoran akibat kondensasi,
9. Ukuran sistem AC terlalu besar atau kecil,
10. Kurangnya tekanan refrigront AC.
Berikut adalah penjabaran  permasalahan yang  sering  muncul  di  sistem AC:
1.Refrigeront Leoks:
a. Kebocoran refrigeront di dalam sistem AC cukup sering terjadi.
b. Solusi: penting sekali untuk memantau tekanan refrigeront di dalam sistem AC secara rutin.
2. Perawatan tidak memadai atau tidak ada perawatan
a. Filter, coils, dan sirip memerlukan perawatan rutin agar kerja AC efisien. Jika perawatan  rutin tidak dilakukan  maka ada kemungkinan terjadi kegagalan prematur sistem AC.
b. Filter tersumbat, filter kotor menghalangi aliran udara dan mengurangi efisiensi sistem AC.  Akibat filter tersumbat pun menyebabkan tekanan udara negatif dan menimbulkan aliran udara  naik sehingga menyebabkan partikel debu menumpuk ke coil evoporotor.
c. Coil evoporator dan kondensor yang  kotorannya menumpuk akan menyebabkan korosi  dan  deposit di coil. Coil perlu dibersihkan menggunakan bahan kimia dan alat pembersih coil setahun sekali.
d. Kondisi sirip pendingin  bengkok sehingga mengakibatkan terhalangnya sirkulasi udara  pada evoporator dan kondensor. Gunakan sikat  khusus untuk mengembalikan posisi sirip  pendingin.
3. Seal dan isolosi ducting
Pemborosan  energi akan terjadi jika udara dingin terbuang dari ducting yang disebabkan oleh  berkurangnya isolasi ducting atau bocor pada sambungan ducting. Udara panas di sekitarnya  dapat  mempengaruhi suhu udara yang ada di dalam ducting. Pastikan tidak ada kebocoran pada ducting dan setiap sambungan harus di seal.
4. Kegagalan peralatan kontrol
Compressor dan peralatan pengatur kecepatan/on dapat rusak. Kontak relay yang sudah tipis  serta sambungan kabel listrik dan lidah contactor dapat pula menyebabkan terjadinya  kegagalan dalam sistem kontrol. Pemeriksaan terhadap peralatan kontrol harus dilakukan sekurang-kurangnya sebulan sekali.
5. Korosi pada pipa cooling condensor
Penggunaan zat kimia dapat menyebabkan terjadinya korosi pada pipa pipa  kondensor. Untuk pencegahannya, pipa kondensor dapat dilapisi dengan fiber atau resin. Perlu ada Material  Safety Data Sheet (MSDS) bagi setiap bahan kimia yang digunakan untuk mengetahui  kandungan zatnya.
6. Kekurangan refrigerant
Jika refrigerant  yang ada dalam sistem jumlahnya sedikit atau ada kebocoran maka sistem  hidup atau mati secara berulang. Pengecekan tekanan refrigeront baik pada sisi suctron  ataupun dischorge dapat membantu mendeteksi gejala.
Demikian untuk postingan tentang permasalahan AC semoga bisa membantu dunia pendidikan, baik itu praktisi ataupun lainnya.

0 komentar