Quantity Surveyor

November 20, 2017
Pada masa dulu, biaya konstruksi belum dapat dihitung, dan baru diketahui jumlah nilainya setelah pekerjaan yang bersangkutan selesai. Kemudian para teknisi berupaya untuk membuat rencana perhitungan biaya, tetapi masih selalu meleset dari kenyataan yang terjadi. Dari pihak Owner selalu tidak puas terhadap estimasi yang dilakukan, karena selalu meleset jauh, dilain pihak para Kontraktor juga memerlukan perhitungan biaya yang akurat, dalam rangka menjamin harga penawaran yang mereka ajukan pada owner.
Sejak itu mulai terpikirkan profesi keahlian menghitung biaya proyek, yang akhirnya terbentuklah sebuah profesi yang disebut quantity surveyor, yang tugas utamanya adalah menyangkut biaya proyek. istilah quantity surveyor sendiri di Indonesia relatif belum lama dikenal, tetapi bukan berarti fungsinya tidak dilakukan, namun dengan istilah lain yaitu yang sering disebut sebagai estimator.
Istilah quantity surveyor datang dari Inggris termasuk negara-negara anggota Commonwealth, yang akhirnya meluas sebagai suatu profesi yang diakui secara Internasional. Oleh karena itu tidak ada salahnya bila kita juga mengadop profesi tersebut, untuk meningkatkan kompetensi para estimator kita.
Definisi Quantity Surveyor
Quantity Surveyor
Quantity surveyor merupakan suatu profesi yang boleh dikatakan baru di dunia konstruksi di Indonesia, dibandingkan dengan profesi Arsitek, Perencana Struktur ataupun Perencana Mekanikal dan Elektrikal.
Berdasarkan laporan yang dibuat oleh RICS di tahun 97, fungsi dan peranan quantity surveyor didefinisikan sebagai suatu profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkandan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan. Karena itu di dalam organisasi proyek quantity surveyor, biasanya berperan sebagai pengatur masalah-masalah finansial proyek. 

Quantity surveyor adalah salah satu dari Tim penasehat professional dalam industri konstruksi juga disebut Construction Economists, Construction Cost Managers, Cost Consultans, Cost Engineers, Estimators yang memiliki keahlian yang meliputi:

Melakukan estimate and monitoring construction cost dari tahap awal sampai tahap akhir (termasuk menyiapkan Bill of Quantities)
Menetapkan type kontrak (termasuk menetapkan pasal khusus yang diperlukan)
Menghitung nilai klaim asuransi dan claim konstruksi Menjalankan mediasi dan Arbitrase dalam suatu sengketa konstruksi.
Menyelengggarakan tender Menghitung pengurangan pajak konstruksi

Berikut ini tugas dan tanggung jawab utama quantity surveyor antara lain adalah:

Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan di lapangan seperti, bahan, alat dan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
Mengevaluasi jadwalkan pekerjaan agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan agar proyek selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan proyek konstruksi tersebut Memahami hal terkait volume, harga satuan, dan tata cara pembayaran yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau dokumen kontrak.
Menghitung jumlah volume, bahan, serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan. Melakukan survey akhir terhadap pekerjaan ketika pekerjaan telah selesai dikerjakan
Melakukan survey lapangan awal sebelum dilakukan pekerjaan Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan di lapangan
Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil pekerjaan Memeriksa dan menghitung hasil pekerjaan sub kontraktor
Memberikan saran dan data yang dibutuhkan kepada site manager. Memberikan penjelasan dan saran terkait permasalah yang timbul di lapangan.

Peran Quantity Surveyor
Secara umum kecakapan quantity surveyor meliputi beberapa bidang, yaitu ekonomi konstruksi (construction economic), hukum, manajemen proyek, pengukuran volume dan teknik bangunan (secara umum, bukan yang bersifat perencanaan). Dengan kecakapan atas bidang-bidang tersebut profesi quantity surveyor kemudian berkembang sebagai bagian dari suatu struktur organisasi proyek.
Dengan keahliannya tersebut seorang quantity surveyor dapat bekerja untuk Pemberi Tugas, Kontraktor, Badan-badan pemerintah atau bahkan sebagai Credit Analyse di institusi keuangan (Bank).
Quantity surveyor akan membuat dan mengelola anggaran proyek sedemikian sehingga hasil optimum dan efisien dari suatu proyek dapat dicapai. Hal itu dilakukan mulai dari tahap paling awal dari suatu proses pembangunan sampai dengan diselesaikannya suatu proyek. Dengan kata lain quantity surveyor berperan dalam membuat perencanaan anggaran dan juga sebagai pengendali anggaran, baik pada masa perencanaan maupun pada masa pelaksanaan proyek.
Hal lain yang dijalankan oleh quantity surveyor di dalam organisasi proyek adalah sebagai Administrator Kontrak (Contract Administrator). Hal-hal yang berkaitan dengan pelelangan, dokumentasi kontrak, administrasi kontrak selama pelaksanaan pekerjaan dan pada saat akhir pekerjaan, biasanya dilakukan oleh quantity surveyor.
Dalam hal administrasi kontrak selama masa pelaksanaan pekerjaan biasanya quantity surveyor akan berperan sebagai penasihat ataupun pembantu Manajer Proyek untuk hal-hal yang berkaitan dengan kontrak antara Pemberi Tugas dan Kontraktor. Dan sebagai pengembangan dari fungsi Administrator Kontrak ini quantity surveyor dapat berperan sebagai Arbitrator dalam menyelesaikan perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang mengikat kontrak.
Secara tradisional, tugas dan peranan quantity surveyor di dalam organisasi proyek adalah sebagai berikut:
1)    Arbitrasi
Dengan kemampuannya dan pemahamannya di bidang kontrak dan administrasi kontrak, quantity surveyor dapat ditunjuk sebagai Arbitrator dalam menyelesaikan masalah antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor atau antara Kontraktor dengan para Sub-Kontraktornya. Arbitrator yang dimaksud di sini adalah tindakan pendahuluan penyelesaian masalah sebelum dilimpahkan ke pengadilan atau Badan Arbitrasi Nasional (BANI).
Di dalam standar kontrak JCT, hal ini dimungkinkan. Jika terjadi perselisihan antara pihak-pihak yang mengikat kontrak maka kedua belah pihak dapat menunjuk seorang atau institusi independen yang akan bertindak sebagai penengah dalam menyelesaikan perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut. Biasanya, orang atau institusi yang ditunjuk tersebut adalah quantity surveyor.
Hal ini disebabkan karena alasan yang disebutkan di atas, selain untuk mempercepat proses penyeleaian masalah atau perselisihan. Jika melalui jalur pengadilan atau BANI hal ini tidak dapat diselesaikan secara cepat. Cepatnya penyelesaian masalah seringkali diperlukan karena, biasanya perselisihan tersebut menyangkut masalah keuangan atau ada sangkut pautnya dengan uang, jika terlalu lama diselesaikannya akan berakibat kepada makin lamanya uang atau tagihan yang diperselisihkan tersebut menjadi beban bagi kedua belah pihak.
Dalam kaitannya dengan arbitrasi ini, dalam beberapa kasus, quantity surveyor juga dapat ditunjuk sebagai Saksi Ahli (Expert Witness) dalam suatu penyelesaian suatu kasus perselihan atau perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang mengikat kontrak yang telah diajukan atau diproses di pengadilan.
Sebagai saksi ahli, quantity surveyor dapat memberikan pendapatnya mengenai masalah yang terjadi. Hal inilah yang membedakannya dengan saksi biasa, yang secara hukum hanya boleh menyatakan fakta.
Dalam prakteknya, di negara asalnya, banyak quantity surveyor maupun perusahaan jasa quantity surveyor yang mengkhususkan diri dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah arbitrasi atau hal-hal yang bersifat hukum kontrak.
2)    Dokumentasi
Setelah para Perencana merampungkan perencanaanya maka tibalah saatnya quantity surveyor untuk mempersiapkan Dokumen Lelang. Di dalam dokumen lelang ini, biasanya dilengkapi dengan Bill of Quantity (BQ) atau dalam bahasa sehari-harinya dikenal juga sebagai Daftar Uraian Pekerjaan. Di dalam BQ ini suatu proyek diuraikan menjadi bentuk pokok-pokok pekerjaan yang akan menunjukkan lingkup pekerjaan yang dilelangkan.
Dalam membuat BQ ini ada aturan-aturan baku yang dimiliki oleh quantity surveyor, baik dalam perhitungan volume pekerjaan maupun dalam memerinci pekerjaan menjadi pokok-pokok pekerjaan. Aturan baku tersebut biasa dituangkan dalam bentuk yang biasa disebut Standard Method of Measurement (SMM). SMM ini banyak macamnya dan agak berbeda di setiap negara.
Perbedaan tersebut sebenarnya terjadi dikarenakan adanya perbedaan cara kerja yang biasa dilakukan di suatu negara. Di Indonesia SMM yang biasa digunakan ada beberapa acuan antara lain Hong Kong Standard, Singapore Standard, UK Standard maupun yang biasa digunakan kontraktor asing di Indonesia yang biasa disebut dengan POMI (Procedure of Measurement International).
Kemampuan quantity surveyor dalam menghitung volume dan menyiapkan BQ ini juga merupakan keahlian spesifik dari profesi quantity surveyor. Hal ini juga merupakan suatu trade mark dari jasa quantity surveyor yang biasa diberikan kepada Pemberi Tugas.
BQ yang dibuat atau disiapkan oleh quantity surveyor ini biasanya mencakup seluruh komponen dari suatu proyek dari mulai pekerjaan tanah sampai dengan pekerjaan furnitur, termasuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal. Di beberapa negara BQ untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal biasanya dibuat oleh Perencana Mekanikal dan Elektrikal.
Di dalam dokumen lelang quantity surveyor juga menyiapkan persyaratan administrasi dan persyaratan kontrak, yang akan menjadi aturan main dari lelang suatu pekerjaan. Dengan keahliannya di bidang kontrak ini, quantity surveyor memang dipercaya untuk menyiapkan, mengatur dan mengelola kontrak konstruksi oleh Pemberi Tugas.
Adapun syarat-syarat kontrak ini biasanya diambil dari standar-standar international yang berlaku, seperti JCT, FIDIC, ACA, IFC, ICE dll. Namun demikian standar-standar internasional tersebut tidak dengan bulat-bulat digunakan, karena pada dasarnya standar tersebut dibuat berdasarkan hukum yang berlaku di negara pembuatnya, sehingga jika kita hendak menggunakannya, beberapa penyesuaian harus dilakukan.
Penyesuaian tersebut biasanya dibuat mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia dan menyesuaikan juga dengan aturan main yang dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan Kontraktor. Adalah tugas quantity surveyor untuk terus berusaha menyeimbangkan isi kontrak tersebut atas kepentingan ke dua belah pihak.
Syarat kontrak yang terlalu berat kepada Pemberi Tugas akan mengakibatkan beban resiko kontraktor yang lebih besar dan untuk itu kontraktor akan menyiapkan tunjangan untuk mengantisipasi resiko tersebut, sehingga pada akhirnya akan membebani harga penawarannya. Begitu juga sebaliknya syarat kontrak yang terlalu berat kepada kontraktor akan memberikan Pemberi Tugas ketidak pastian, baik dalam hal finansial maupun kekuasaannya atas kontraktor.
Hal inilah yang menjadikan quantity surveyor menggunakan standar-standar yang tersedia, karena standar kontrak tersebut telah disusun oleh beberapa pihak yang berkompeten dalam bidangnya, antara lain organisasi Pemberi Tugas seperti organisasi kontraktor, organisasi profesi Arsitek, quantity surveyor, Perencana dan lainya, kemudian dari kalangan pemerintah tempat standar itu dibuat. Dengan demikian standar-standar tersebut minimal telah mengakomodir kepentingan pihak-pihak penyusunnya secara seimbang.
Demikianlah hal-hal utama yang dilakukan quantity surveyor dalam kaitannya dengan proses dokumentasi. Adapun akhir dari proses dokumentasi ini adalah dengan dikeluarkannya laporan evaluasi lelang yang akan dimasukkan ke Pemberi Tugas sebagai bahan pertimbangan Pemberi Tugas untuk menentukan pemenang lelang.
3)    Perencanaan Dan Pengendalian Biaya Konstruksi
Dalam membuat perencanaan biaya konstruksi ini quantity surveyor dapat dilibatkan dari tahap paling awal dari suatu proses perencanaan, yaitu pada tahap ‘Inception’. Pada tahap ini memang tidak ada hasil konkret yang didapat. Pada tahap ini Pemberi Tugas biasanya baru mulai menjajaki kemungkinan dia membuat suatu proyek. Untuk keperluan penjajakan ini informasi dari quantity surveyor diperlukan.
Informasi itu biasanya berupa suatu patokan biaya-biaya konstruksi untuk jenis-jenis bangunan tertentu. Dari informasi tersebut Pemberi Tugas kemudian menentukan sikap apakah akan membangun, membeli atau menyewa. Jika diputuskan membangun, maka dari informasi-informasi tersebut dapat ditentukan besarnya bangunan yang dapat dibangun oleh Pemberi Tugas dengan mengingat kemampuan finansial Pemberi Tugas.
Pada tahap selanjutnya dari proses pembangunan, quantity surveyor berperan dalam membuat perencanaan biaya pembangunan proyek tersebut. Seperti juga perencanaan teknis dari proyek tersebut yang tidak dapat langsung jadi sekaligus, perencanaan biaya juga mengalami proses sejalan dengan perkembangan perencanaan.
Sampai tahap perencanaan skematik perencanaan biaya belumlah pasti, dalam arti anggaran tersebut belum disetujui atau diverifikasi oleh Pemberi Tugas. Begitu perencanaan skematik disetujui oleh Pemberi Tugas, maka perencanaan biayanya (anggarannya) harus disetujui. Setelah kedua hal tersebut disetujui oleh Pemberi Tugas, maka tugas quantity surveyor, pada tahap selanjutnya dari proses perencanaan, akan menjadi pengendali biaya konstruksi pada tahap perencanaan.
Pengendalian biaya pada tahap perencanaan ini dimaksudkan untuk membatasi pengembangan perencanaan agar masih di dalam koridor anggaran yang telah ditetapkan. Ataupun jika terjadi peningkatan biaya pembangunan yang cukup besar dapat diketahui dan diantisipasi sedini mungkin. Fungsi pengendalian biaya ini akan terus dilaksanakan sampai dengan semua perencanaan selesai.
Di dalam melaksanakan pengendalian biaya, atau dalam istilah quantity surveyornya disebut dengan Cost Check, ini quantity surveyor akan melaksanakan pemeriksaan atas beberapa sistim perencanaan, seperti apakah akan lebih ekonomis jika menggunakan struktur baja atau beton, atau pondasi tiang pancang atau pondasi bor dan lainya.
Dalam hal perencanaan mekanikal dan elektrikal quantity surveyor dapat juga melakukan beberapa pemeriksaan alternatif perencanaan seperti, apakah lebih ekonomis menggunakan sistim AC sentral atau split, atau penggunaan sistim deteksi kebakaran sistim konvensional atau yang addressable dan lainya.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan biaya pembangunan yang optimum tanpa mengurangi kriteria perencanaan ataupun hasil akhir yang diharapkan, baik oleh Pemberi Tugas maupun Perencana. Kegiatan pengendalian biaya pada tahap perencanaan ini dapat dikategorikan sebagai bagian dari sistim Value Engineering atau dalam istilah quantity surveyor kegiatan ini dikategorikan sebagai bagian dari apa yang disebut Life Cycle Costing.
Di akhir proyek semua data biaya tersebut akan diolah kembali oleh quantity surveyor untuk dijadikan data untuk proyek yang sejenis di masa mendatang. Hal ini, dalam istilah quantity surveyor biasa disebut dengan Cost Analysis.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian biaya ini adalah merupakan suatu keahlian khusus dari quantity surveyor dan pada pelaksanaan sehari-harinya inilah yang menjadi inti bisnis (core business) dari jasa quantity surveyor. Hal ini pula yang sangata membedakan fungsi quantity surveyor dengan fungsi Estimator yang biasa dikenal di dunia konstruksi.
Fungsi perencanaan biaya yang dilakukan oleh quantity surveyor berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Estimator. Estimatorbiasanya bekerja untuk mendapatkan besarnya biaya yang akan digunakan untuk melaksanakan suatu proyek atau yang biasa disebut, dalam istilah quantity surveyor, dengan pricing.
4)    Administrasi Kontrak
Seperti dijelaskan di atas bahwa quantity surveyor mempersiapkan syarat-syarat kontrak, maka pada tahap pelaksanaan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak menjadi bagian dari jasa quantity surveyor yang diberikan kepada Pemberi Tugas. Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak ini adalah dimulai dari masa pelelangan pekerjaan, masa pelaksanaan pekerjaan dan masa penyelesaian pekerjaan.
Pada masa pelelangan quantity surveyor, selain menyiapkan dokumen lelang, mengatur tata cara pelelangan, mengeluarkan risalah-risalah rapat pelelangan, mengikuti rapat-rapat klarifikasi lelang, mengikuti proses negosiasi dan diakhiri dengan pembuatan evaluasi lelang yang akan diberikan kepada Pemberi Tugas sebagai bahan pertimbangan pemilihan kontraktor.
Selain itu quantity surveyor juga memberikan evaluasi dan rekomendasi atas sistim Procurement yang akan digunakan oleh Pemberi Tugas untuk melaksanakan proyeknya tersebut, Yang dimaksud dengan sistim Procurement di sini adalah sistim manajemen pelaksanaan proyek, apakah menggunakan sistim tradisional (Main Contractor), Design and Build, Manajemen Konstruksi, Manajemen Kontraktor, Project Manager dan lainya.
Pemilihan sistim Procurement ini harus dibicarakan dengan seksama oleh quantity surveyor dan Pemberi Tugas dengan mempertimbangkan prioritas Pemberi Tugas. Dari prioritas tersebut kemudian dianalisa untuk dicarikan sistim yang tepat untuk digunakan pada suatu proyek.
Pada masa pelaksanaan, quantity surveyor melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan administrasi kontrak yang berupa pembayaran berkala (Interim Valuation), memeriksa tagihan dan klaim-klaim kontraktor yang berkaitan dengan kerja tambah-kurang, membantu dokumentasi instruksi-instruksi lapangan, menentukan status kontraktor secara kontraktual dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah administrasi.
Selama masa ini seringkali quantity surveyor dimintai bantuan oleh Manajer Proyek atau Manajemen Konstruksi atau siapapun Pengelola proyek untuk memberikan masukkan mengenai langkah-langkah yang sesuai dengan kontrak jika terjadi sesuatu perselisihan atau perbedaan pendapat antara Kontraktor dan Pengelola Proyek. Hal-hal tersebut adalah merupakan bagian dari keahlian quantity surveyor yang berkaitan dengan kontrak.
Hal lain yang tidak kalah penting pada masa pelaksanaan ini adalah pembuatan laporan keuangan atas kondisi pelaksanaan proyek. Laporan ini biasanya dibuat secara periodik sebagai kontrol Pemberi Tugas atas komitmen finansialnya. Jika terjadi pekerjaan tambah-kurang yang terlalu banyak, yang tentu saja akan mempengaruhi biaya pembangunan secara keseluruhan, hal ini harus dilaporkan kepada Pemberi Tugas agar langkah-langkah antisipatif dapat dilakukan.
Jika hal itu terjadi, maka adalh tugas Manajer Proyek atau Manjemen Konstruksi atau siapapun Pengelola Proyeknya untuk sedapat mungkin mengembalikan keadaan tersebut ke jalur yang telah disepakati, dalam hal ini adalah anggaran yang telah disepakati. Hal tersebut dapat berupa adanya penghematan di beberapa pos pekerjaan ataupun penggantian beberapa material sehingga didapat penghematan.
Pada akhir proyek, tugas utama quantity surveyor adalah menyaipkan perhitungan akhir (Final Account) proyek. Perhitungan akhir ini akan melibatkan perhitungan kembali kontrak awal kontraktor, tagihan pekerjaan tambah-kurang, tagihan-tagihan antar kontraktor, kontra klaim dan denda-denda. Hal-hal tersebut harus dibicarakan dan disetujui oleh kontraktor dan Pemberi Tugas, sehingga harga akhir proyek dapat ditemukan dan dibayarkan.
Pada akhir proyek ini pula quantity surveyor seringkali dimintakan bantuannya oleh Pengelola Proyek untuk menyiapkan Serah Terima Pekerjaan, baik dari segi format serah terimanya maupun dari status pekerjaan tersebut. Demikianlah secara garis besar fungsi administrasi quantity surveyor pada masa pelaksanaan pekerjaan sampai diserahkannya pekerjaan oleh kontraktor kepada Pemberi Tugas.
Sesuai dengan definisi tersebut diatas, maka peran seorang quantity surveyor, selama tahapan proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap Feasibility Study:
1) Memberikan saran/nasehat kepada Owner (pemilik bangunan) agar dapat mencapai seluruh kebutuhannya melalui bangunan, dengan biaya yang paling efisien (ekonomis).
Tahap Design:
1)  Melakukan Value Engineering terhadap design yang ada, untuk dapat menekan biaya proyek tanpa mengurangi tujuan dan fungsi
2)    Mempersiapkan Bill of Quantities
3)    Menetapkan spesifikasi teknik dari proyek
4)    Menyusun Cost Budget (Owner estimate)
Tahap Procurement/Pengadaan:
1)   Menyiapkan dokumen pra qualifikasi/tender, termasuk menyarankan jenis kontrak, atau pasal yang bersifat khusus.
2)  Menyelenggarakan pra qualifikasi/tender, dan termasuk mengevaluasi hasil nya, peran Q.S untuk kontraktor pada tahap ini adalah menghitung penawaran tender, yang paling kompetitif.
Tahap Construction (pelaksanaan proyek):
1)    Menilai progress pekerjaan untuk pembayaran
2)    Menghitung final measurement
Tahap Pasca Construction:
1)    Menghitung pekerjaan tambah/kurang, termasuk menghitung unit price pekerjaan baru
2)    Menghtiung pajak-pajak Konstruksi
3)    Menghitung nilai eskalasi proyek
4)    Menghitung claim konstruksi/asuransi
5)    Menyelesaikan sengketa konstruksi melalui mediasi /arbitrase.
Pelayanan/Jasa quantity surveyor
Menurut Australian Institute of quantity surveyor, lingkup pelayanan quantity surveyor meliputi pelayanan dalam bidang-bidang sebagai berikut:
Financial Advisor:
1)    Mempersiapkan budget untuk membangun proyek
2)    Memberikan saran kualitas bangunan sesuai dengan budget
3)  Mempersiapkan dokumen kontrak seperti Bill of Quantities dan dokumen cost contol
4)   Memberikan rekomendasi tipe kontrak, dan proses pelaksanaan untuk mencapai budget dan waktu yang ditetapkan.
5)    Mempersiapkan perhitungan tax depreciation (pengurangan pajak).
Construction Advisor:
1)   Memberikan saran alternatif penggunaan material dalam perhitungan biaya proyek
2)    Memberikan saran construction methods, dalam perhitungan biaya proyek
3)    Memberikan saran tentang efek site condition terhadap budget
4)    Memberikan saran tentang feasibility.
Contract Administrator:
1)    Memberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan Konsultan
2)    Memberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan Kontraktor
3) Memberikan saran tentang sesuatu hal yang menyangkut kontrak (seperti pembayaran, perubahan skope pekerjaan, perubahan pekerjaan, klaim, dan final accounts).
Pengembangan Quantity Surveyor
Dari sisi profesi quantity surveyor sendiri pengembangan atau lebih tepatnya pemenuhan tuntutan Pemberi Tugas tersebut membuat para quantity surveyor untuk mencoba mengembangkan keahlian dasarnya di bidang hukum, ekonomi, manajemen dan metodologi.
Dengan keahlian dasarnya tersebut quantity surveyor mencoba membuat suatu turunan-turunan keahlian dengan lebih mengkombinasikan kemampuan dasar mereka. Beberapa peranan baru yang dapat dijalankan oleh quantity surveyor dengan mengkombinasikan kemampuan dasar mereka adalah antara lain:
1)    Loss Adjuster
Dengan keahliannya dalam bidang penilaian bangunan atau biaya konstruksi quantity surveyor sering dimintakan bantuannya oleh para Loss Adjuster dalam menilai suatu bangunan. Penentuan nilai bangunan tersebut berguna bagi asuransi untuk menentukan besarnya premi asuransi ataupun besarnya ganti rugi yang dapat diberikan.
2)    Penilai Pembangunan (Development Appraisal)
Bidang ini dimulai pada saat awal sekali dari suatu proses pembangunan, yaitu pada tahap ‘Inception’ dan/atau Studi Kelayakan. Adapun yang dimaksud dengan Development Appraisal ini adalah suatu perhitungan yang melibatkan unsur pendapatan (income), pengeluaran (outcome) dan keuntungan (profit). Dalam perhitungan ini pendapatan Pemberi Tugas haruslah sama dengan pengeluarannya ditambah keuntungan.
Dalam perhitungan ini ketiga unsur (pendapatan, pengeluaran dan keuntungan) dibuat seimbang. Jika pengeluaran lebih besar dari apa yang diasumsikan, maka dengan sendirinya keuntungan akan berkurang atau unsur pendapatannya yang harus ditingkatkan untuk menutup ekstra pengeluaran. Begitu juga jika pendapatannya melebihi asumsi yang dipakai, maka keuntungan yang akan didapat akan lebih besar dari asumsi yang diambil atau unsur pengeluaran dapat ditambahkan nilainya.
Keperluan akan laporan ini berangkat dari pentingnya Pemberi Tugas memperhitungkan waktu pengembalian investasi mereka, selain juga dengan makin banyaknya hal-hal lain yang harus diperhitungkan sebelum keputusan untuk membangun diambil seperti masalah inflasi, bunga bank, hukum, pemasaran.
Seperti diketahui pengembalian investasi di bidang konstruksi tidaklah secepat di bidang lainnya, karenanya perhitungan yang matang mengenai pengelolaan investasinya haruslah dilakukan sebaik dan secermat mungkin. Dengan keahliannya di bidang biaya konstruksi, quantity surveyor dapat membantu Pemberi Tugas dalam menentukan nilai pengeluaran dalam persamaan di atas.
Dalam suatu proyek konstruksi pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan nilainya cukup besar, karenanya masukan dari quantity surveyor di awal proses perencanaan sangat berarti bagi Pemberi Tugas dalam menyelesaikan atau mengambil keputusan akan proses selanjutnya dari pembangunan suatu proyek konstruksi. Secara teoritis quantity surveyor dapat membuat laporan ini, namun secara institusional RICS tidak membenarkan quantity surveyor melakukan ini.
Namun dalam prakteknya quantity surveyor banyak terlibat dalam pembuatan laporan ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung seperti memberi masukkan pada konsultan lainnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan biaya konstruksi, building economics, finansial, kontraktual. Laporan ini biasanya dibuat atau dikeluarkan oleh seorang Valuation Surrveyor.
Seorang Valuation Surveyorberasal dari divisi General Practise dari RICS. Di Indonesia Valuation Surveyor banyak bernaung di bawah perusahaan seperti Jones Lang LaSalle, Colliers Jardine, Knight Frank Balieudll.
Di bidang ini, yang merupakan pengembangan kemampuan dasar quantity surveyor, banyak quantity surveyor atau perusahaan quantity surveyor yang mencoba memberikan jasa ini sebagai jasa tambahan dari apa yang biasa diberikan kepada Pemberi Tugas.
3)    Pendanaan Pembangunan (Developer’s Finance)
Sekarang ini para Pengembang atau Pemberi Tugas banyak menggunakan dana yang ukan berasal dari bisnisnya, melainkan berasal dari pinjaman Bank atau badan-badan pemberi pinjaman lainnya. Dana-dana tersebut ada yang dipinjamkan secara jangka panjang maupun jangka pendek.
Pencarian dana ini oleh Pemberi Tugas sering dilakukan sejalan dengan tahap awal dari proses perencanaan dan karenanya, untuk keperluan pencarian dana ini, quantity surveyor sering dilibatkan terutama dalam pembuatan aliran dana (cash flow) dari proyek tersebut.
Jasa quantity surveyor sering diminta karena biasanya Bank meminta perhitungan biaya pembangunan atau aliran dana, yang merupakan dasar pemberian pinjaman, itu dibuat atau dikeluarkan oleh institusi yang independen dan profesional, bukan dari internal Pengembang atau Pemberi Tugas.
Dengan keahliannya di bidang ekonomi konstruksi, quantity surveyor diharapkan dapat membuat suatu aliran dana yang meyakinkan dan menarik sehingga pinjaman tersebut dapat diberikan oleh Bank peminjam.
Untuk membuat aliran dana tersebut meyakinkan dan menarik quantity surveyor harus mengerti hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendanaan dan sistim penjualan sehingga dalam aliran dana tersebut dapat terlihat kapan Pemberi Tugas mulai mendapatkan pemasukkan (hal ini penting karena akan memberikan nilai lebih bagi Bank peminjam dalam memberikan pinjamannya).
Hal-hal seperti sistim Leasing, Timeshare, Sale and Leaseback harus benar-benar dipahami oleh quantity surveyor sehingga pembuatan aliran dana tersebut akan sangat menarik bagi Bank peminjam.
4)    Manajer Perawatan
Perawatan suatu bangunan memerlukan suatu perkiraan biaya yang cukup akurat, karena akan mempengaruhi biaya operasional. Selain itu pemahaman yang baik mengenai konsep biaya total (total cost) juga sangat diperlukan untuk dapat menjadi seorang Manajer Perawatan yang baik. Dua hal tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu keahlian quantity surveyor.
Konsep Total Cost dikenal sebagai konsep Life Cycle Costing di quantity surveyor. Konsep tersebut membahas total biaya yang diperlukan jika kita menggunakan suatu barang. Perhitungan Total Cost tersebut akan melibatkan biaya awal, biaya operasional, biaya perawatan dan nilai sisa suatu barang. Hal ini sangat diperlukan untuk membuat pilihan atas beberapa barang yang diperlukan untuk perawatan suatu bangunan ataupun suatu peralatan.
Dengan kemampuannya itu banyak quantity surveyor atau perusahaan jasa quantity surveyor yang bergerak dalam bidang perawatan bangunan. Dampak lain yang bisa didapat dari pengkhususan diri di bidang perawatan ini adalah kemungkinannya menjadi konsultan pajak dalam arti perhitungan nilai kena pajak.
5)    Manajer Proyek
Dengan kemampuannya dan keahliannya di bidang administrasi kontrak dan manajemen proyek, quantity surveyor atau perusahaan jasa quantity surveyor sering melaksanakan peran sebagai Manajer Proyek. Sebagai Manajer Proyek quantity surveyor, yang pada dasarnya sangat paham akan tahapan-tahapan perencanaan, diharapkan dapat mengendalikan para perencana dalam melaksanakan perencanaan selain tentunya juga mengendalikan biayanya.
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuannya di bidang kontrak dan administrasi kontrak quantity surveyor diharapkan dapat mengendalikan kontraktor secara penuh, baik dari sisi waktu pelaksanaan maupun biaya pelaksanaan.
6)    Facility Manager
Pengembangan lain dari kemampuan manajemen, estimasi biaya dan masalah kontraktual, quantity surveyor dapat berperan sebagai Facility Manager. Yang dimaksud dengan Facility Manager adalah seorang manajer yang bertugas untuk menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan oleh operasional suatu perusahaan agar dapat melakukan operasinya.
Segala fasilitas yang diperlukan dari mulai penyediaan lahan sampai ke peralatan operasional adalah merupakan tanggung jawab seorang Facility Manager. Dengan kemampuan estimasinya, quantity surveyor dapat membuat suatu perencanaan biaya yang diperlukan untuk mengadakan bangunan, tanah maupun peralatan operasional lainnya.
Dengan kemampuan kontraktual yang dimilikinya quantity surveyor dapat membuat suatu standar perjanjian pembelian, penyewaan dll. Dengan kemampuan manajemennya quantity surveyor dapat membuat suatu prosedur yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Facility Manager biasa digunakan oleh perusahaan yang mempunyai divisi operasional yang cukup besar seperti perusahaan ritel, perusahaan waralaba, perusahaan pertambangan.
Sangkut Paut Quantity Surveyor Dan Perencana
Secara struktural, dalam organisasi proyek, posisi quantity surveyor adalah setara atau setingkat dengan para Perencana lainnya seperti Arsitek, Perencana Struktur, Perencana Mekanikal dan Elektrikal, Perencana Interior dll. Secara kontraktual posisi quantity surveyor juga sama dengan para Perencana lainnya yang mengikat kontrak secara langsung dengan Pemberi Tugas. Hal ini biasa terjadi pada proyek-proyek swasta.
Dalam pelaksanaan suatu proyek quantity surveyor secara kolektif dengan para Perencana lainnya berusaha mewujudkan apa yang diinginkan oleh Pemberi Tugas secara optimal. Dari segi kronologis perencanaan quantity surveyor dapat ditunjuk di awal sekali dari suatu perencanaan, yaitu pada tahap Inception.
Jika ini terjadi maka quantity surveyor akan cukup berperan dalam menentukan garis besar perencanaan (Outline Design) karena di awal perencanaan quantity surveyor sudah memberikan suatu batasan biaya pembangunan yang dapat digunakan sedemikian sehingga Perencana harus membatasi juga desainnya.
Namun di Indonesia, quantity surveyor seringkali ditunjuk setelah tahap Schematic Design. Hal ini sebenarnya kurang efektif, karena pada tahap itu desain telah disetujui Pemberi Tugas sehingga quantity surveyor tidak bisa memberi masukkan akan masalah design efficiency.
Walaupun secara struktural dan kontraktual posisi quantity surveyor setara dengan para Perencana lainnya, namun karena bidang yang dikerjakan oleh quantity surveyor berkaitan dengan anggaran biaya proyek maka seringkali dalam memberikan laporan yang berkaitan dengan biaya informasi tersebut tidak tersebar kepada para Perencana lainnya.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga independensi quantity surveyor sehingga tidak terpengaruh oleh kepentingan apapun. Tetapi untuk beberapa kasus, terutama yang berkaitan dengan telah terlampauinya target anggaran yang disebabkan oleh pengembangan perencanaan yang terlalu besar, hal ini akan diberitahukan kepada Perencana yang bersangkutan. Karena hal ini pula seringkali quantity surveyor dianggap sebagai cost cutter dari perencanaan yang coba dikembangkan oleh Perencana.
Anggapan ini sebenarnya agak salah, karena apa yang dilakukan quantity surveyor sebenarnya adalah membatasi pengembangan desain yang terlalu berlebihan yang telah melebihi target anggaran yang dimiliki oleh Pemberi Tugas.
Jika hal ini terjadi dan, menurut Perencana, pengembangan tersebut tidak bisa dihindari maka quantity surveyor harus memberi tahu Pemberi Tugas untuk menyiapkan dana tambahan untuk mengakomodasikan keinginan Perencana tersebut atau quantity surveyor harus dapat mencarikan dana ekstra dari bagian desain lainnya.
Karena quantity surveyor hanya memberikan laporan langsung kepada Pemberi Tugas seringkali quantity surveyor mempunyai hubungan yang lebih eksklusif dibandingkan Perencana lainnya. Namun, sebenarnya, masalahnya bukanlah seperti itu.
Quantity surveyor dapat saja memberitahukan apa yang diberikan kepada Pemberi Tugas, asalkan diperbolehkan oleh Pemberi Tugas karena informasi yang diberikan kepada Pemberi Tugas adalah sepenuhnya milik Pemberi Tugas. Jadi jika ada informasi yang berkaitan dengan anggaran yang harus diberi tahukan kepada Perencana lainnya hal itu adalah sepenuhnya hak Pemberi Tugas. Hal ini harus benar-benar dipahami oleh quantity surveyor untuk menjaga independensi dan kredibilitasnya.
Pada proyek pemerintah posisi quantity surveyor sedikit berbeda, karena biasanya quantity surveyor disewa atau dikontrak bersama dengan Arsitek. Jadi secara kontraktual quantity surveyor akan mengikat kontrak dengan Arsitek dan Arsitek akan mengikat kontrak dengan Pemberi Tugas.
Namun demikian tugas-tugas quantity surveyor harus tetap dilaksanakan secara independen dan profesional tanpa terpengaruh kepentingan Arsitek atau Perencana lainnya. Posisi quantity surveyor yang berada di dalam Arsitek ini terjadi karena berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku tugas-tugas quantity surveyor tercakup sebagai bagian dari pekerjaan atau jasa Arsitek.
Pada sistim Rancang Bangun (Design and Build), posisi quantity surveyor dan Perencana lainnya akan berada di bawah struktur organisasi kontraktor. quantity surveyor dan Perencana lainnya akan mengikat kontrak dengan kontraktor sebagai bagian dari paket perencanaan yang ditawarkan kepada Pemberi Tugas.
Namun demikian, sering kali, Pemberi Tugas juga mempunyai quantity surveyor atau Perencananya sendiri yang akan bertugas sebagai penilai dari penawaran yang diajukan oleh kontraktor. Walaupun secara struktural posisi quantity surveyor berada di dalam organisasi kontraktor, namun quantity surveyor harus tetap menjaga independensinya tanpa terlampau banyak terpengaruh kepentingan kontraktor. Hal ini akan sangat membantunya dalam menjaga kredibilitasnya.
Pendidikan Dan Pelatihan Quantity Surveyor
Dengan memperhatikan definisi, peran dan lingkup pelayanan quantity surveyor, maka seorang quantity surveyor, harus memahami beberapa ilmu pengetahuan tentang hal-hal sebagai berikut:
1)    Construction Philosophy
2)  Construction Cost, yang meliputi: Cost estimate, cost budget, dan cost control (termasuk perhitungan pajak)
3)    Construction schedule
4)    Construction Method
5)    Construction Risk
6)    Construction Resources
7)    Construction Procurement
8)    Contract Administration
9)    Arbitration (bila diminta untuk menyelesaikan sengketa)
Kedalaman penerapan sembilan knowledge base tersebut dalam menjalankan fungsi quantity surveyor, akan menunjukkan tingkat kualifikasi dari seorang quantity surveyor, yang pada umumnya dibagi menjadi tiga tingkatan kualifikasi, yaitu level 4, level 5, dan level 6, dimana level quantity surveyor, 2, dan 3 disediakan untuk tingkat ketrampilan.
Seseorang dapat dinyatakan sebagai quantity surveyor ahli, dengan level tertentu (4, 5, atau 6), bila yang bersangkutan telah memiliki unit-unit kompetensi yang ditetapkan, dan menguasai elemen-elemennya, serta dapat diukur unjuk kerjanya dengan cara tertentu.
Atas dasar inilah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Indonesia menyelenggarakan konvensi untuk bakuan kompetensi dalam berbagai bidang dimana salah satunya adalah sub bidang quantity surveyor.
Di negara asalnya, untuk menjadi seorang quantity surveyor dapat ditempuh melalui beberapa cara. Cara pertama adalah menjadi jalur pendidikan formal di universitas dengan langsung mengambil jurusan Quantity Surveying yang ada di dalam fakultas Built and Environment.
Pendidikan tersebut dilakukan selama 4 tahun untuk program sandwich dan 5 tahun untuk program part-time. Yang dimaksud dengan program sandwich adalah suatu sistim pendidikan yang menyelipkan program praktek kerja selama quantity surveyor tahun diantara masa pendidikannya yang 4 tahun itu.
Sedangkan program part-time dilakukan seperti kuliah biasa hanya perkuliahannya dilakukan quantity surveyor atau 2 hari dalam satu minggu. Setelah lulus dari universitas tersebut seorang quantity surveyor belum dapat membuka prakteknya sendiri atau menjadi partner atau rekanan dalam suatu perusahaan jasa quantity surveyor.
Untuk dapat membuka prakteknya sendiri atau menjadi rekanan seorang quantity surveyor harus menjadi seorang Chartered quantity surveyor terlebih dahulu. Untuk dapat menjadi seorang Chartered quantity surveyor, seorang harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh RICS. Ujian tersebut, yang biasa disebut dengan APC (Application of Professional Competence), baru dapat diambil atau dilakukan jika seorang quantity surveyor sudah bekerja di bidangnya selama 3 tahun.
Selama masa 3 tahun itu ia harus mengisi catatan harian yang mencatat kegiatan selama bekerja. Sedapat mungkin di dalam masa 3 tahun tersebut ia sudah melalui semua bidang pekerjaan yang merupakan keahlian quantity surveyor yaitu perencanaan dan pengendalian biaya, kontrak, administrasi kontrak.
Sebelum catatan harian tersebut dimasukkan kepada panitia penguji, catatan harian tersebut harus diverifikasi oleh pemimpin perusahaan tempat ia bekerja, yang haruslah seorang Chartered quantity surveyor. Setelah quantity surveyor lulus dari ujian APC, yang ditandai dengan pemberian atribut Associate of Royal Institution of Chartered Surveyor (ARICS), tersebut barulah ia dapat dikatakan menjadi seorang Profesional quantity surveyor atau Chartered quantity surveyor.
Setelah mendapatkan predikat Associate bukan berarti seorang Chartered quantity surveyorselesai melaksanakan pendidikannya. Selama melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang Chartered quantity surveyor ia dapat terus melanjutkan pendidikannya di bidang yang lebih spesifik dari pekerjaan quantity surveyor, seperti mendalami masalah perencanaan biaya, kontrak, manajemen proyek. Ia dapat mengambil program S2 untuk mendalami hal-hal tersebut bahkan sampai jenjang S3.
Secara profesional predikat Associate itu dapat ditingkatkan menjadi apa yang disebut dengan Felowship of Royal Institution of Chartered Surveyor (FRICS), Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti program CPD (Continuation of Professional Development). Untuk mengikuti program ini seorang ARICS harus membuat suatu makalah dan telah bekerja di bidangnya selama masa tertentu (biasanya lebih dari quantity surveyor5 tahun).
Selain itu ia harus mempunyai sponsor yang berpredikat Fellow minimal 2 orang. Setelah makalahnya diverifikasi oleh sponsornya dan dinyatakan lulus barulah ia dapat dikatakan menjadi seorang Fellow. Dengan menjadi Fellow, selain dapat meningkatkan prestisenya secara profesional, ia dapat menjadi seorang Senior Partner dari suatu perusahaan jasa quantity surveyor atau bahkan menjadi Regional Partner pada suatu perusahaan jasa quantity surveyor yang mempunyai cabang di banyak tempat di dunia.
Cara kedua untuk menjadi quantity surveyor adalah dengan mengambil sistim kuliah terbuka. Namun syarat untuk mengikuti kuliah terbuka ini adalah si peserta harus bekerja pada suatu perusahaan quantity surveyor dan ada sponsor yang akan bertindak sebagai pembimbingnya. Sponsornya tersebut haruslah yang telah menjadi Chartered quantity surveyor (minimal seorang ARICS).
Dengan cara kuliah terbuka ini ujian akan dilakukan secara bertahap dengan mengacu kepada sistim ujian yang dibuat oleh RICS. Ujian level quantity surveyor dapat dilakukan jika peserta telah selesai mempelajari suatu modul yang ditentukan oleh RICS, begitu selanjutnya sampai selesainya ujian level 4.
Dengan cara seperti ini lama masa kuliah ditentukan sendiri oleh pesertanya. Makin cepat ia menyelesaikan modul-modulnya, makin cepat pula ia dapat menyelesaikannya. Hal selanjutnya setelah ia lulus dari program kuliah terbuka ini adalah sama seperti yang harus dilakukan oleh peserta yang menjalani kuliah normal di universitas.
Di Indonesia pendidikan formal quantity surveyor belum ada atau belum dibuat oleh universitas manapun. Namun beberapa institusi penyelenggara kursus telah mengadakan pelatihan quantity surveyor dalam bentuk paket-paket keahlian quantity surveyor. Dalam prakteknya quantity surveyor di Indonesia sebenarnya banyak, jika tidak mau disebut selalu, dilakukan baik oleh Pemberi Tugas, Kontraktor maupun Konsultan Perencana lainnya.
Negara tetangga kita, yang kebanyakan adalah merupakan negara commonwealth (seperti Malaysia, Singapore dan Australia), telah mempunyai jurusan quantity surveyor di banyak universitasnya.
Dasar Hukum
Sesuai dengan pasal 9, ayat (4), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor quantity surveyor8 Tahun quantity surveyor, tentang Jasa Konstruksi, maka tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.
Begitu juga peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang mengaharuskan setiap profesi memiliki sertifikat keahlian/keterampilan.
Demikianlah sekilas yang saya paparkan mengenai pedidikan dan pelatihan untuk menjadi seorang quantity surveyor, baik secara profesional maupun secara akademis. Untuk menjalani profesi di dunia konstruksi memnag penuh tantangan dan dituntut mampu bertanggung jawab, tidak hanya untuk profesi yang dibahas secara detail diatas tetapi semua profesi dalam ruang lingkup pekerjaan baik dalam dunia konstruksi atau lainya. Sekian dan terimakasih, semoga bermanfaat.

0 komentar