Pengertian Dozer Shovel Serta Penggunaan Dan Biaya Produksinya

November 05, 2017
Perkembangan teknologi semakin maju setiap harinya, hal ini ikut terjadi pada bisnis pertambangan. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang lebih, maka aktivitas tambang sudah dibantu dengan alat-alat berat yang semakin modern. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.  

Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak. Pada tulisan alat-alat berat dan pemindahan tanah mekanis saya akan membahas beberapa alat berat tambang dan biaya produksinya yaitu “Dozer Shovel”.
Definisi Dozer Shovel
Dozer Shovel adalah salah satu alat muat yang dapat membantu dalam pemuatan material ke dalam dump truck atau sebulah alat berat pemuat beroda rantai (track loader) yang bisa digunakan untuk memuat material/tanah atau batu kedalam alat pengangkut (dump truck atau hopper pada belt conveyor) atau memindahkan material ke tempat lain dengan jarak angkut yang sangat terbatas (load and carry).
Shovel Dozer sering disebut Loader. Karena pada prinsipnya, loader adalah alat pembantu untuk memuat dari stockfile kealat pengangkut lain. Fungsi utama alat berat loader adalah sebagai alat muat untuk memuat material ke dalam dumptruck.
Dozer shovel hanya bisa beroperasi di tana yang keras, pada landasan tidak rata sekalipun tetapi kurang produktif di daerah yang lunak dan basah, dozer shovel memerlukan daerah pemuatan (loading point) sedikit agak lebar tapi perpindahan daerah operasi kurang cepat (kurang mobile).
Pengertian Dozer Shovel Serta Penggunaan Dan  Biaya Produksinya
Alat Berat Dozer Shovel
Kemampuan shovel dozer antara lain:
1)  Membabat Atau Menebas
Salah satu kemampuan alat berat dozer shovel adalah membabat atau menebas seperti pepohonan, dalam kasus pembebasan lahan dari hutan untuk dijadikan suatu bangunan atau akses jalan.
2)  Merintis (Pioneering)
Alat berat dozer shovel memiliki kemampuan juga Untuk pembuatan jalan dilereng bukit.
3)  Gali Angkut Jarak Pendek
Dozer Shovel menggali lalu mendorong tanah galian itu kesuatu tempat tertentu misalnya pada pembuatan jalan raya, saluran/kanal agar alat muat lebih mudah bekerja.
4)  Pusher Loading
Yaitu alat berat dozer shovel membantu scraper dalam mengisi muatannya pada lapisan tanah kohesif.
5)  Menyebarkan Material (Spreading)
Dozer shovel menyebarkan material tanah ketempat-tempat tertentu dengan tebal yang dikehendaki.
6)  Menimbun Kembali (Backfilling)
Alat berat dozer shovel melakukan pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang galian.
7)  Trimming And Sloping
Merupakan pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat, seperti:
-        Tanggul
-        Dam
-        Kanal-kanal besar
-        Tepi jalan raya,
-        Dan sebagainya.
8)  Itching yaitu
Alat dozer shovel digunakan untuk menggali selokan atau kanal yang berbentuk V atau U.
Kelebihan Dan Kekurangan Shovel Dozer
Pada setiap alat berat mempunyai kelebihan dari kekurangan baik dari kapasitas alat tersebut yang dilakukan untuk pekerjaan ataupun dari segi komponen–komponennya.
Kelebihannya Shovel Dozer:
1)  Daya cengkram kuat.
2)  Mampu beroperasi di daerah rata maupun tidak rata.
3)  Mampu mengambil sendiri tanah yang lunak.
4)  Ekonomis digunakan untuk pekerjaan pemuatan pada truck dengan jarak dari truck tidak lebih dari 15 feet.
Kekurangannya antara lain:
1)  Hanya bisa beroperasi di daerah yang keras dan agak keras (lembab).
2)  Kurang produktif didaerah yang lunak dan basah.
3)  Memerlukan daerah pemuatan (loading point) sedikit agak lebar sehingga pemindahan daerah operasi kurang cepat (kurang mobile).
4) Shovel dozer tidak dapat melayani pemuatan pada Truk dengan pemutaran lebih dari 90°.
Jenis Kabin Dozer Shovel
1)  ROPS (Roll Over Protective)
Merupakan rangka pelindung yang didesain agar aman terhadap bahaya terguling.
2)  FOPS (Failing Objective Protective Structure)
Merupakan rangka pelindung yang didesain untuk melindungi bahaya kejatuhan berada dari luar.
Baca: Excavator
Cara kerja Dozer Shovel
Dozer Shovel bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Jika ditinjau dari alat kendali bucket, untuk menggerakkan bucket dapat dikendalikan dengan kabel dan dapat dikendalikan dengan hydroulic yang dilengkapi dengan Arm. Gerakan bucket yang penting adalah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan.
Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan adalah:
1)  V loading
Merupakan cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V.
2)  L loading
Merupakan cara pemuatan dengan truk di belakang loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus.
3)  Cross Loading
Cara ini merupakan pemuatan alat berat dozer shovel dengan truk, yang juga ikut aktif dalam kegiuatan tersebut.
4)  Overhead Loading
Merupakan cara pemuatan menggunakan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.
Untuk bekerja dengan loader, perlu diperhatikan stabilitas alat pada waktu membawa muatan, harus dijaga agar alat tidak terguling ke depan. Untuk bekerja dengan loader dikenal adanya static tipping load, adalah berat minimal beban pada pusat berat beban bucket yang menyebabkan terangkatnya bagian belakang alat crawler loader atau terangkatnya bagian belakang alat wheel loader.
Static tipping load dihitung berdasarkan keadaan berikut:
1)  Loader bekerja pada permukaan tanah keras dan statis
2)  Unit alat bekerja pada standar operasinya
3)  Bucket dalam posisi miring ke belakang.
4)  Bucket dalam posisi memuat maksimal ke depan.
Kapasitas angkat loader dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1)  Berat mesin
Berat mesin perlu diketahui agar berat material tidak melampaui berat alat yang dapat menyebabkan terjadinya jungkir.
2)  Lokasi Titik Berat
Alat Titik berat yang tidak tinggi menghidari terjadinya dozer shovel mengalami jungkir.
3)  Panjang Radius
Dozer shovel antara pusat putaran alat dan attachment Daya angkat alat akan semakin kecil dengan semakin besarnya panjang radius.
4)  Tenaga Alat
Semakin besar tenaga alat semakin besar kemampuan angkat alat. Karena beberapa material menyebabkan alat tidak dapat mengangkut material secara maksimal maka dibuat tabel untuk menentukan faktor pemuatan bucket.
Produktivitas Dozer Shovel
Cara menghitung produktivitas adalah dengan menggunakan tabel-tabel waktu yang tergantung pada beberapa faktor. Waktu muat tergantung pada jenis material yang diangkut. Waktu berputar ditentukan sebesar 0,2 menit. Waktu bongkar ditentukan berdasarkan tempat atau ke mana material ditempatkan. Selain itu diperlukan koreksi terhadap waktu siklus.
Tabel faktor pemuatan bucket
Material
LT
Material seragam atau campuran
Batu kerikil
Batu hasil peledakan (baik)
Batu hasil peledakan (rata-rata)
Batu hasil peledakan (buruk)
Batuan berlumur
Lanau basah
Material beton
0,95 – 1,00
0,85 – 0,90
0,80 – 0,95
0,75 – 0,90
0,60 – 0,75
1,00 – 1,20
1,00 – 1,10
0,85 – 0,95

Tabel waktu muat dozer shovel
Material
LT
Berbutir seragam
Berbutir campuran dan basah
Lanau basah
Tanah atau kerikil
Material berbeton
0,03 – 0,05
0,03 – 0,06
0,03 – 0,07
0,04 – 0,20
0,05 – 0,20

Tabel kapasitas bucket
Tipe loader
Heaped capacity m3 (yd3)
Struck capacity m3 (yd3)
910 F
918 F
928 F
930 T
1,20 (1,60)
1,70 (2,25)
2,00 (2,60)
1,72 (2,25)
1,02 (1,33)
1,40 (1,80)
1,70 (2,25)
1,29 (1,69)

Perhitungan Produksi
Untuk menghitung produksi loader, faktor yang mempengaruhi adalah ukuran bucket, cycle time dan kondisi kerja. Sepertinya halnya pada alat lain, cycle time untuk loader terdiri atas fixed time dan variable time, fixed time merupakan waktu tetap sedangkan variable time merupakan waktu tidak tetap.
Waktu tetap yang diperlukan untuk gerakan-gerakan adalah:
1)  Raise Time
Adalah waktu dalam detik yang diperlukan untuk menurunkan bucket dari posisi dasar ke atas permukaan tanah.
2)  Lower Time
Adalah waktu dalam detik yang diperlukan untuk menurunkan bucket kosong dari posisi tertinggi ke posisi dasar.
3)  Dump Time
Adalah waktu dalam detik yang diperlukan untuk menggerakkan bucket dari posisi muat maksimal untuk membuang muatan (dump).
Produksi per-siklus digunakan rumus:
KP = KB x 60 x FK/Ct
Keterangan:
KP = kapasitas produksi (m3/jam)
FK = Merupakan: 
-        Efisiensi waktu
-        Efisiensi kerja
-        Ketrampilan operator
-        Bucket factor
KB = Kapasitas bucket (produksi per trip) dan lihat spek. Alat
Ct = Waktu Siklus (Cycle Tme)
Jadi:
KP    = KB x 60 x FK : (J/F + J/R)2 + Z
Keterangan:
J = Jarak angkut (m)
F  = Kecepatan maju (m/menit)
Ct = Merupakan:
-        Cycle time (waktu siklus)
-        (waktu maju x 2) + (waktu mundur x 2) + Z
-        (J/R + J/R) x 2 + Z
R  = Kecepatan mundur (m/menit)
Z  = Waktu tetap pindah gigi transmisi (menit).
Contoh:
Hitung produksi sebuah dozer shovel yang sedang bekerja memuat pasi basah
keatas dump truck. Dozer shovel yang digunakan adalah D75S-3, standar bucket
2,2 meter, jarak kerja 10 meter.
Jawab:
Berat total D75S-3 beserta kelengkapannya = 20.790 + 630 = 21.420 kg.
Kapasitas muat = kapasitas bucket x bcket factor = 2,2 x 0,8 = 1,76 LCM
Berat muatan = 1,76 x 1841 = 3238,4 kg.
Berat total D75S-3 beserta muatan = 21.420 kg + 3238,4 kg = 24658,40 kg.
Traksi kritis (beban penuh) = koeffisien traksi x berat = 24.658,40 x 0,30 = 7.397,52 kg.
KP = KB x 60 x FK : (J/F + J/R)2 + Z
FK = Merupakan:
-        Effisiensi waktu = 0,83
-        Effisiensi kerja = 0,75
-        Ketrampilan operator = 0,85
-        Bucket factor = 0,80
FK = 0,83 x 0,75 x 0,85 x 0,80 = 0,42
F  = kecepatan maju = 4,26 km/jam = 71 m/menit
R  = kecepatan mundur dengan factor kecepatan 0,85 = 0,85 x 7,5 km = 6,375 km/jam = 106,25 m/menit.
KP = 2,2 x 60 x 0,42 : (10/71 + 10/106,25)2 + 0,30 = 55,44/0,77 = 72 LCM
Sekian yang bisa saya tuliskan tentang alat-alat berat, semoga bisa membantu, saya menyarankan juga jikalau tidak menemukan seusatu yang kalian cari pada tulisan ini, selebihnya untuk bisa mencari di perpustakaan atau sumber buku tertentu demi kelengkapan materi seutuhnya. Terimakasih.

0 komentar