Metode Pelaksanaan Dan Pengawasan Pilar Jembatan

June 07, 2018
Pelaksanaan pekerjaan pilar merupakan suatu kegiatan demi rampung-nya jembatan. Pada pelaksanaan-nya orang yang memiliki pendidikan teknik sipil harus mampu mengurai dan menemukan solusi yang dianggap ideal ketika proses pelaksanaan dan pengawasan tersebut berlangsung. 
Pada postingan ini saya mengulas tahapan pekerjaan pilar dari mulai pekerjaan pondasi, pilar, pier head serta penulangan-nya. Dengan postingan ini penulis bertujuan untuk memudahakan setiap orang terutama mereka yang sedang menempuh kuliah teknik sipil dan akan menghadapi sidang kerja praktek, tentu ketika sidang harus bisa menjelaskan bagaimana pelaksanan dan pengawas di lapangan, untuk itu berikut merupakan tahapan demi tahapan-nya.

Pekerjaan Pilar/Pier
Pada pekerjaan struktur pilar/pier meliputi beberapa tahapan yaitu:
Pekerjaan Pondasi
Metode Pelaksanaan Dan Pengawasan Pilar Jembatan
Proses Pekerjaan Pilar Jembatan
Pekerjaan ini dilaksanakan sebelum Pekerjaan Pier kolom dengan menggunakan mutu beton K 350. Proses pekerjaannya meliputi pemasangan tulangan, kemudian pemasangan bekisting, pada saat pemasangan tulangan untuk badan Pondasi   digunakan besi D 19 uril untuk tulangan pokok dan digunakan besi D 13 uril untuk tulangan sengkang.
Setiap pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi didasarkan pada desain awal perencanaan yang sudah rampung, jikalau pada perencanaan menggunakan mutu beton K-500 dan menggunakan besi diameter yang berbeda dengan yang tercantum di atas maka laporan pekerjaan dan pengawasan juga harus sesuai. Seperti yang saya utarakan, ini hanya pembahasan suatu laporan dari proyek sebenernya dan bias dijadikan contoh atau bahan rujukan ketika anda menjelaskan suatu item pekerjaan baik saat bekerja di lapangan atau sidang kerja praktek dan tugas akhir.
Pekerjaan Pier Kolom
Setelah pengecoran pile cap selesai maka mulai dipersiapkan untuk penyetelan pier kolom. Sambungan overlap antara tulangan memanjang adalah 40 diameter sesuai PBI 1971. Beton decking setebal 5 cm harus sudah terpasang sebelum bekisting ditempatkan pada tulangan. Jarak antara beton decking dipasang per 40 cm dalam grid. Setelah penyetelan tulangan selesai (kapasitas produksi penyetelan lihat penyetelan besi pile cap) dan beton decking terpasang seluruhnya maka mulai pemasangan metal form sebagai bekisting.
Pada saat pemasangan bekisting ini harus dicek semua ikatan terpasang kuat. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan mutu beton K 350 dan K 450. Proses pekerjaannya yaitu: pemasangan tulangan, kemudian pemasangan bekisting, lalu pengecoran. Pada saat pemasangan tulangan untuk pier kolom digunakan besi D 32 uril untuk tulangan pokok dan digunakan besi D 13 uril untuk tulangan sengkang.
Pengecoran dapat dilaksanakan apabila Pemasangan tulangan telah selesai, kebersihan telah mendapat approval dari engineer, pada pengecoran pier ini dipakai concrete pump sebagai alat bantu pengecoran beton. Bekisting sudah dapat diangkat minimal 3 hari setelah pengecoran (beton dengan additive superplastisizer), setalah bekisting diangkat beton segera dipelihara (curing) dengan menyemprotkan curing compound pada permukaan beton.
Pekerjaan Pier Head
Setelah curing beton untuk pier kolom minimal dilaksanakan 7 hari maka mulai untuk pekerjaan pier head, sebelum penyetelan tulangan maka bekisting deck harus telah terpasang diatas scaffolding pada posisi benar setelah dilaksanakan posisi vertikal dan horizontal oleh tim survey. Ikatan bekisting deck ini kemudian dimatikan agar tidak bergerak pada saat bekerja menyetel tulangan pier head.
Setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai kemudian di lanjut dengan pengerjaan penyetelan tulangan, dan setelah itu sebelum pengecoran dilaksanakan tim survey akan melakukan pengecekan total baik elevasi maupun kevertikalan pier head, kemudian ikatan bekisting dimatikan. Pengecoran dibantu oleh conrete pump setelah mendapat approval engineer, dan bekisting dinding dapat dilepaskan minimal 3 hari setelah pengecoran, sedangkan bekisting deck tetap terpasang minimal 10 hari setelah pengecoran.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan mutu beton K 350 dan K 450. Proses pekerjaannya yaitu: pemasangan bekisting, kemudian pemasangan tulangan, lalu pengecoran. Pada saat pemasangan tulangan untuk pier head digunakan besi D 13 – D 25 uril.
Pembahasan Lanjut
Pada bagian ini saya memperjelas istilah yang sudah saya tadi bahas seperti PBI 1971, merupakan singkatan dari peraturan beton Indonesia, isinya berupa pasal-pasal dalam pelaksanaan desain beton Indonesia, sama hal-nya seperti SNI, standar nasional Indonesia, setiap bangunan konstruksi memiliki rujukan/pedoman yang harus dilakukan sesuai prosedur.
K-350 atau K 450, merupakan mutu dari beton yang digunakan pada proyek tersebut, K adalah karakteristik, K-350 berarti mutu beton tersebeut karakteristik 350. Mutu beton K-350 merupakan fc 29,05, darimana nilai 29,05? Jawabanya mutu beton tersebut dikalikan factor koreksi yaitu 0,083. Jadi 350 x 0,083 hasilnya 29,05.
Fc adalah kuat tekan beton, sementara untuk baja namnya fy. Karakteristik beton di uji pada kubus berukuran 15 cm dengan satuan kg/cm2, sementara fc kuat tekan satuan nya adalah Mpa.
D 19. D merupakan diameter tulangan besi yangdigunakan adalah 19 mm, ketika pada suatu keterangan dituliskan D 19-10, berati besi diameter 19 sebanyak 10 buah.
Sambungan overlap, merupakan sambungan antar tulangan, pada pilar pasti beton akan menjadi satu kesatuan dengan pondasi dan pier head. Tentu besi juga memiliki rangkaian antar sambungan. Ketentuan Panjang sambungan overlap adalah diameter besi dikali 40.
Pile cap dan pier head, pile cap merupakan salah satu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan pilar pada bagian atasnya sementara pier head merupakan kepala pilar yang terletak di bagian atas pilar, digunakan untuk bertumpunya girder dan perawatan.
Beton decking atau tahu-tahu merupakan beton yang dibuat dan dibentuk dengan tujuan untuk pekerjaan pengecoran, dimana beton decking tersebut menahan dan memberikan ruang ketika tulangan sudah dipasangi bekisting, ukuran betin decking dibuat bervariasi, sesuai dengan selimut beton yang telah direncanakan.
Concrete pump merupakan alat pada mobil yang fungsinya untuk menyalurkan adonan beton dari mobil molen menggunkan pipa dan di salurkan pada item konstruksi yang akan di cor, sementara scaffolding merupakan struktur yang dibuat sementara dimaksudkan sebgai penyangga material, manusia untuk akses ke setiap item bangunan, kalua dlam Bahasa Indonesia scaffolding adalah perancah, material ini terbuat dari besi yang dirancang seperti lego, ada juga yang dibuat dari kayu atau bambu, kalua dipedesaan disebutnya jajangkar.
Istilah yang terakhir adalah curing beton, merupakan kegiatan perawatan ketika beton cor sudah dalam kondisi mengeras, dimaksudkan untuk beton tetap pada mutu awal yang sudah direncanakan dengan cara menjaga suhu atau kelembaban beton tersebut.

0 komentar