Jalan
merupakan salah satu moda transportasi terpenting di Indonesia yang merupakan
bagian dari sistem logistik nasional yang berperan sebagai prasarana distribusi
dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah. Pemerintah bertanggungjawab
dalam penyelenggaraan jalan (jalan nasional non-tol dan tol) dan mempertahankan
jalan dalam kondisi mantap.
Tabel Total panjang jalan di Indonesia
adalah:
Status Jalan | Panjang (Km) |
---|---|
Jalan Nasional | 40,017 |
Jalan Provinsi | 46,486 |
Jalan Kabupaten | 389,365 |
Total | 482,868 |
Dasar
Penyusunan Pemrograman Preservasi Jalan
Preservasi
Jalan adalah manajemen asset dengan melakukan kegiatan pemeliharaan,
rehabilitasi dan rekonstruksi. Program preservasi jalan
didasarkan memperhatikan perundangan yang berlaku diantaranya berikut ini:
2) Permen PU No.19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
3) Permen
PUPR Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019.
Jenis
Penanganan Preservasi Jalan (1/3)
Dibawah
ini merupakan tabel dari jenis penanganan preservasi jalan, berikut datanya:
Jenis Penanganan | Kegiatan |
---|---|
Pemeliharaan Rutin | Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan |
Output: Pemeliharaan rutin/Rutin Kondisi Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi baik atau sedang
|
Pemeliharaan/pembersihan rumaja |
Pemeliharaan sistem drainase | |
Pemeliharaan pemotongan tumbuhan/tanaman liar di dalam rumija | |
Pengisian celah/retak permukaan | |
Laburan aspal | |
Penambalan lubang | |
Pemeliharaan bangunan pelengkap | |
Pemeliharaan perlengkapan jalan | |
Grading operation untuk jalan tanpa penutup | |
Pemeliharaan Preventif | Kegiatan |
Dilakukan pada ruas jalan yang karena pengaruh cuaca / lalin mengalami kerusakan lebih luas sehingga perlu dilakukan pencegahan.
|
Pelapisan aspal tipis, termasuk diantaranya fog seal, chip seal, slurry seal, micro seal, dan SAMI.
|
Rehabilitasi Minor
|
Kegiatan |
Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi rusak ringan
|
Pelapisan ulang (overlay) |
Perbaikan bahu jalan | |
Pengasaran permukaan | |
Pengisian celah/retak permukaan | |
Perbaikan bangunan pelengkap | |
penggantian/perbaikan | |
perlengkapan jalan yang hilang/rusak | |
Pemarkaan ulang | |
Penambalan lubang | |
Penggarukan, penambahan untuk jalan tanpa penutup | |
Pemeliharaan/pembersihan rumaja | |
Rehabilitasi Major | Kegiatan |
Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi rusak ringan dan ruas jalan yang semula ditangani melalui pemeliharaan rutin namun karena suatu sebab mengalami kerusakan yang tidak diperhitungkan, yang berakibat menurunya kondisi menjadi kondisi rusak ringan.
|
Pemeliharaan/pembersihan rumaja |
Pengkerikilan kembali untuk jalan tanpa penutup | |
Pemarkaan | |
Perbaikan/pembuatan drainase | |
Pekerjaan struktur perkerasan | |
Penyiapan tanah dasar | |
Pekerjaan galian/timbunan | |
Penanganan tanggap darurat • | |
Penggantian dowel | |
Penambalan lubang | |
Perbaikan/penggantian perlengkapan jalan | |
Perbaikan bangunan pelengkap | |
Perbaikan bahu jalan | |
Pelapisan ulang | |
Rekonstruksi | Kegiatan |
Dilakukan pada ruas jalan dengn kondisi rusak berat | Perbaikan seluruh struktur perkerasan, drainase, bahu jalan, tebing, dan talud. |
Peningkatan kekuatan struktur berupa pelapisan ulang perkerasan dan bahu jalan sesuai umur rencananya kembali | |
Perbaikan perlengkapan jalan | |
Perbaikan bangunan pelengkap | |
Pemeliharaan/pembersihan rumaja. | |
Pelebaran Menuju Standar | |
Kegiatan melebarkan badan jalan menuju standar sesuai dengan spesifikasinya (jalan raya/jalan sedang/jalan kecil) dengan merekonstrusi jalan eksisting.
|
Konsep
Penanganan Jalan dengan Skema Long Segment
Long
Segment merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang segmen
yang menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendapatkan kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan standar.
Long
Segment menerapkan indikator kinerja terhadap komponen jalan, diantaranya:
1)
Pendekatan dalam “delivery system”
pelaksanaan preservasi jalan
2)
Adanya sharing dengan pihak Penyedia Jasa
dalam pelaksanaan manajemen asset terutama dalam pekerjaan pemeliharaan jalan.
3) Menciptakan proyek dengan nilai cukup besar
untuk meningkatkan kemampuan Penyedia Jasa dalam investasi alat dan personil.
Optimalisasi
Pemeliharaan Jalan
Jalan
rendah pemeliharaan merupakan suatu teknologi perkerasan dgnbiaya pemeliharaan
yg rendah, meskipun biaya awalnya mungkin cukup tinggi, tetapi dalam jangka
panjang biaya totalnya (life-cycle cost) akan menjadi rendah dibandingkan
dengan perkerasan konvensional.
Lebih
jauh, kebijakan preservasi jalan harus diutamakan, yaitu dengan cara
mengerjakan pemelihara-an rutin (fungsional) secara tepat waktu, dan menunda,
jika terpaksa, pekerjaan overlay/rekonstruksi (struktural) yang mahal secara
efektif (yaitu tepat umur rencana) sampai anggaran yang diperlukan tersedia.
Faktor
Utama Penyebab kerusakan Jalan
1)
Air Hujan dan Air Tanah (pengaruh banjir
hrs dicegah, perlu investigasi lebih rinci)
2)
Beban Kendaraan Berlebih (Overloading)
3)
Kwalitas Pekerjaan - jenis & kadar
aspal, suhu pengerjaan aspal, kepadatan, jenis dan gradasi agregat, - kadar air
dan kepadatan tanah dasar.
4)
Lingkungan (suhu perkerasan jalan, musim,
macet, oksidasi).
5) Strategi
Pemeliharaan (biaya konstruksi murah, namun total biaya konstruksi tinggi).
Perkembangan
Konsep Desain Struktur Perkerasan
Konsep
desain struktur perkerasan jalan telah mengalami 4 (empat) tahapan perkembangan
secara signifikan:
1)
Pendekatan desain berdasarkan pengalaman
(contoh: perkerasan telford).
2)
Pendekatan desain secara empiris dgn
menggunakan nilai ITP.
3) Pendekatan desain secara mekanistik melalui
perhitungan respon struktur perkerasan terhadap beban roda kendaraan (nilai
tegangan, regangan dan lendutan).
4) Pendekatan desain umur-layan panjang
(perpetual) dimana kerusakan struktur perkerasan dirancang agar kerusakan hanya
terjadi pd lapisan permukaan atau lapis beraspal saja.
Metoda
Desain Struktur Perkerasan (Design Code)
Desain Konstruksi Jalan Baru/Rekonstruksi:
1)
Pedoman Pd T-01-2002-B Perancangan Tebal
Perkerasan Lentur (metoda empiris)
2) Manual 02/M/BM/2013 Manual Desain
Perkerasan Jalan – Bagian I (metoda mekanistik).
Desain Lapisan Tambahan (Overlay):
1) Pedoman Pd T-05-2005-B Pedoman Perencanaan
Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metoda Lendutan (metoda empiris)
2) Manual 02/M/BM/2013 Manual Desain
Perkerasan Jalan – Bagian II (metoda pseudo-mekanistik)
Masalah Dengan Struktur Perkerasan Telford
1) Pada umumnya, masalah yang seringkali
dijumpai pada struktur perkerasan telford, adalah sebagai berikut:
2) Struktur perkerasan telford sangat lentur
(modulus tanah dasar rendah), dengan atau tanpa fasilitas sub-drain yang
memadai.
3)
Tidak cocok untuk beban lalu lintas yang
berat.
4) Pergeseran yang terjadi di antara batuan
telford berdampak besar pada permukaan jalan.
5) Usulan alternatif solusi yg dapat
ditawarkan umumnya sangat mahal, apakah dengan pekerjaan rekonstruksi atau
dengan penggunaan geotextile di bawah lapisan deep overlay.
Ketentuan
Umur Rencana Dalam MDPJ
Tabel MDPJ
Jenis Perkerasan | Elemen Perkerasan | Umur Rencana (Tahun) |
---|---|---|
Perkerasan Lentur | Lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB | 20 |
Pondasi jalan | 40 | |
Semua lapisan perkerasan untuk area yang tidak diijinkan sering ditinggikan akibat pelapisan ulang, misalnya, jalan perkotaan, underpass, jembatan dan terowongan | ||
Cement treated based | ||
Perkerasan Kaku | Lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah, lapis betin segmen, dan pondasi jalan | |
Jalan tanpa penutup | Semua elemen | Minimum 10 |
Evaluasi
Kwalitas Hasil Pekerjaan Konstruksi
Teknik
pengukuran kinerja struktur perkerasan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi:
1) Kontrol kepadatan tanah dasar; dilanjutkan
dengan pengukuran modulus tanah dasar dengan menggunakan alat DCP atau LWD.
2)
Kontrol gradasi untuk lapisan agregat.
3) Kontrol kadar aspal, gradasi agregat,
temperatur pemadatan dan kepadatan lapisan campuran beraspal.
4)
Evaluasi ketebalan lapisan perkerasan
dengan menggunakan alat GPR.
5)
Evaluasi kinerja struktur perkerasan terbangun
dengan menggunakan alat FWD.
Evaluasi
Kondisi Struktur Perkerasan
Teknik pengukuran kinerja struktur
perkerasan yang sudah umum dilakukan:
1)
Pengukuran IRI.
2) Pengukuran kerusakan permukaan dengan
menggunakan mobil survai jalan, bandingkan dengan kerusakan yang ada, misalnya
model HDM-4.
3)
Pengukuran Lendutan dengan alat FWD (atau
Benkelman Beam), yang dilanjutkan dengan proses backcalculation untuk evaluasi
kondisi struktural perkerasan.
4) Survei volume dan beban lalu lintas secara
sistematis dan terjadwal, serta didukung dengan penyimpanan data ke dalam
database.
Sistem
Manajemen Perkerasan
Indonesia telah memiliki berbagai PMS,
sebagai berikut:
1)
IRMS (Inter-Urban Road Management System)
2)
URMS (Urban Road Management System)
3)
Toll Road MMS (Maintenenace Management
System)
4)
SK-77 (PMS untuk jalan kabupaten)
Meskipun
demikian, efektifitas implementasinya masih sangat perlu dibuat konsisten dan
berkelanjutan. PMS ini pada prinsipnya lebih baik dari HDM-4, karena masing2
PMS ini sudah dilengkapi dengan database.
Usulan
solusi untuk menghasilkan pemeliharaan jalan yang optimum:
1)
Evaluasi kwalitas/kinerja hasil pekerjaan
konstruksi perkerasan secara terukur.
2) Pengadaan program komputer untuk desain dan
evaluasi kondisi struktur perkerasan yang tersedia di portal web Ditjen. Bina
Marga.
3) Kerjasama penelitian dasar dan penelitian
terapan tentang struktur perkerasan dengan badan riset dan perguruan tinggi.
4) Pengembangan manual desain struktur
perkerasan oleh dan untuk masing2 wilayah.
0 Response to "Rekonstruksi Pemeliharaan Preservasi Dan Optimalisasi Perkerasan Jalan"
Post a Comment