Ini merupakan studi tentang masa lalu,
khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia yang dapat diartikan sebagai
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, kalau Dalam
Bahasa Indonesia disebut sejarah/ riwayat, tetapi dalam hal ini bukan sejarah
raja-raja atau sejarah perang, melainkan asal usul adanya infrasturtur rel
kereta.
Sejarah
adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia, Para
sarjana yang menulis tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan tetapi
saya bukan sejarawan, bukan juga ahli di bidang sejarah meskipun saya akan
mengemukakan sesuatu hal mengenai masa lampau, saya merupakan akademisi yang
pada tulisan ini akan memaparkan transportasi, mungkin kita sering mendengar
istilah tersebut tetapi yang akan saya terangkan adalah dari sudut ilmu teknik
sipil. Dalam ilmu teknik sipil mempelajari mata kuliah dasar-dasar transportasi
dan rekayasa jalan rel, sebagai orang di bidang tersebut dituntut mampu untuk
memahami dan merencanakan infrastuktur khususnya konstruksi rel kereta api,
sebelum memasuki materi teknis dalam perencanaan konstruksi rel, alangkah
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah rel kereta.
Sejarah Rel
Penampang Rel |
Rel adalah logam batang untuk landasan jalan
kereta api atau kendaraan sejenis seperti trem dan sebagainya. Rel Kereta
Bermula di Inggris pada tahun 1630, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara
dengan kereta yang ditarik kuda beroda besi. Namun pada tahun tersebut roda
kereta berjalan pada bantalan kayu dan perkembangan berikutnya bantalan balok
kayu diganti dengan besi.
Pada
tahun 1789 roda tersebut diberi flens (flange) yang bertujuan Untuk menghindari
melesetnya roda dari bantalan. Akibat dari penggunaan flens pada roda ini
adalah menjadikan kendaraannya tidak dapat digunakan di jalan raya biasa, sejak
itulah terjadi perbedaan antara jalan raya dan jalan yang menggunakan batang
besi atau jalan rel.
Seiring
berkembangnya zaman kereta ditarik dengan kendaraan mesin uap yg dinamakan
lokomotif, lokomotif diesel-listrik pertama kali digunakan di New Jersey tahun
1925 dan kereta api untuk menumpang mulai dipakai pertamakalinya di Amerika
tahun 1934.
Perkembangan
selanjutnya negara-negara maju dengan teknologi super canggih dan SDM yg
mumpuni menciptakan kereta api super cepat, kereta api monorail (dengan satu
rel), kereta api levitasi magnetik (maglev), kereta api pengangkut berat.
lokomotif diesel, diesel-listrik dan penggerak listrik.
Asal
Usul Rel Kereta di Indonesia
Bebarapa
paragrap diatas saya menuliskan sejarah dan perkembangan rel kereta pertama di
dunia, bagaimana untuk keberadaan rel kereta di Inodonesia?. Kehadiran kereta
api pertama di indonesia mulai hadir sejak tanam paksa hingga saat ini.
Perusahaan yang dinasionalisasikan, Djawatan Kereta Api (DKA) berdiri setelah
kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 28 September 1945 atau sekitar
sebulan setelah proklamasi. Di bawah ini adalah sejarah perkeretaapian di
Indonesia pada rentang tahun 1875-1925.
Pada
pra kemerdekaan Indonesia ide tentang perkeretaapian Indonesia diajukan dengan
tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari Sistem Tanam Paksa tersebut. Salah satu
alasan yang mendukung adalah tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada
masa itu. Akhirnya, pada 1840, Kolonel J.H.R. Van der Wijck mengajukan proposal
pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda.
Pembangunan Pertama Rel di Indonesia
Jadi
adanya kerata api di Indonesia adalah dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26
km pada lintas daerah Kemijen-Tanggung yang dibangun oleh NV. Nederlandsch
Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), merupakan salah satu perusahaan kereta
api hindia-belanda. Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan
pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Belanda Mr. L.A.J.
Baron Sloet Van De Beele pada hari Jum’at tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta
api lintas Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus
1867. Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa ialah
disetujuinya undang-undang pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda
tanggal 6 April 1875.
Dari
tahun ke tahun, selain di Jawa, pembangunan rel juga dilakukan di beberapa pulau
lain yaitu pulau Sumatera, pulau Sulawesi, pulau Kalimantan, pulau Bali dan
pulau Lombok, untuk sumatera mencakup daerah Aceh (1874), Sumatera Utara
(1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), untuk pulau sulawesi
mencakup Makasar – Takalar, sebuah kabupaten di Sulawesi selatan dibangun jalan
KA sepanjang 47 Km, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya
Ujung pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Pulau Kalimantan,
meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak- Sambas (220 Km) sudah
diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan
studi pembangunan jalan KA.
Sampai
dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi,
pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km
raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut
ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis
jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di
Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang
dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan
jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah -
Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang
seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama
15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha.
Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya
ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro -
Pekanbaru.
Jaringan Rel di Indonesia
Memiliki industri kereta api sudah menjadi
mimpi negara ini. Bahkan Menteri Perindustrian menginginkan adanya
pengembangan industri kereta api berbasis jangka panjang terjadi di Indonesia,
selain Jawa dan Sumatera, Indonesia bakal mengembangkan jaringan kereta api di
Kalimantan sepanjang 2.428 km dan Sulawesi 1.772 km. Hal ini menjadi peluang
bagi industri kereta api nasional, termasuk melalui kemitraan dengan perusahaan
global.
Sebelum berbicara lebih mengenai mimpi
negara ini, apakah sudara menetahui bagaimana pembangunan pengembangan rel di
Indonesia dari tahun ke tahun?, jika tidak, maka maksud tulisan ini untuk
memberitahu saudara agar mendapat informasi yang dapat dijadikan pengetahuan
lebih dan bermanfaat,berukut ulasanya.
Pengembangan
jaringan rel kereta api 1875 - 1925 dalam 4 tahap, yaitu:
1) Tahun 1875 - 1888
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888.
Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa jaringan pertama di Hindia Belanda,
antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada tahun 1876, sepanjang 26 km.
Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang - Gudang. Pada tahun 1880 dibangun
lintas Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor) sepanjang 59 km, kemudian
dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug - Sukabumi - Cibeber - Cianjur -
Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri - Blitar, dan digabungkan
dengan lintas Surabaya - Cilacap lewat Kertosono - Madiun - Solo, dan juga
lintas Jogya - Magelang.
Hingga tahun 1888
jaringan rel terbangun adalah:
-
Batavia - Buittenzorg - Sukabumi - Bandung -
Cicalengka
-
Batavia - Tanjung Priok dan Batavia - Bekasi
-
Cilacap - Kutoarjo - Yogya - Solo - Madiun -
Sidoarjo - Surabaya
-
Kertosono - Kediri - Blitar
-
Sidoarjo - Malang dan Bangil - Pasuruan -
Probolinggo
-
Solo - Purwodadi - Semarang dan Semarang -
Rembang
-
Tegal – Balapulang
Pada
Pembangunan rel tahun 1875 – 1888, pulau jawa menjadi basis yang banyak di
bangun antar lintas dari kota-kabupaten.
2) Tahun 1889 - 1899
Hingga
tahun 1899 jaringan rel terbangun adalah:
-
Djogdja - Tjilatjap
-
Soerabaja - Pasoeroean - Malang
-
Madioen - Solo
-
Sidoardjo - Modjokerto
-
Modjokerto - Kertosono
-
Kertosono - Blitar
-
Kertosono - Madioen - Solo
-
Buitenzorg (Bogor) - Tjitjalengka
-
Batavia - Rangkasbitung
-
Bekasi - Krawang
-
Cicalengka - Cibatu (Garut) - Tasikmalaya -
Maos - Banjarnegara
-
Cirebon - Semarang dan Semarang - Blora
-
Yogya - Magelang
-
Blitar - Malang dan Krian - Surabaya
-
Sebagian jalur Madura
3) Tahun 1900 – 1913
Hingga
tahun 1913 jaringan rel terbangun adalah:
-
Rangkasbitung - Labuan dan Rangkasbitung -
Anyer
-
Krawang - Cirebon dan Cikampek - Bandung
-
Pasuruan - Banyuwangi
-
Seluruh jaringan Madura
-
Blora - Bojonegoro – Surabaya
Pada
tahun 1913 jaringan rel Merupakan Jalur rel Utara dan selatan.
4) Tahun 1914 - 1925.
Hingga
tahun 1925 jaringan rel terbangun adalah:
-
Sisa jalur Pulau Jawa
-
Elektrifikasi Jatinegara - Tanjung Priok
-
Elektrifikasi Batavia - Bogor:
-
Sumatera Selatan: Panjang - Palembang dan
-
Sumatera Barat: sekitar Sawahlunto dan
Padang
-
Sumatera Utara: Tanjung Balai - Medan -
Pematangsiantar; dan Medan - Belawan - Pangkalansusu.
-
Sulawesi: Makasar - Takalar dan rencana
Makasar - Maros - Sinkang
-
Sulawesi Utara: rencana Manado - Amurang
-
Kalimantan: rencana Banjarmasin - Amuntai;
dan rencana Pontianak - Sambas.
Untuk
Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun
tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.
Jaringan
Kereta Listrik Batavia - Buitenzorg 1918
Seiring
perkembangan zaman rel untuk kereta listrik juga mulai dibangun, pada tahun
1918 Stasiun Bogor (Buitenzorg) dibangun tahun 1880 pada waktu membuat lintas
Buitenzorg - Soekaboemi - Tjiandjoer - Tjitjalengka. Namun jaringan kereta
listrik hanya ada di Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor) yang dibangun
tahun 1918, kemudian tahun 1925 jaringan listrik juga dibuat ke Meester Cornelis
(Jatinegara) ke Tandjoeng Priok.
Penambahan
Jalur Baru
Sejak tahun 2015, pemerintah berencana untuk
meningkatkan infrastruktur perkeretaapian di Indonesia dengan menambah jalur
baru, reaktifasi jalur non aktif dan juga membuat jalur ganda, tidak hanya di
koridor pulau Jawa, tapi juga di koridor-koridor lainnya seperti Pulau
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Berikut
ini, pembangunan jaringan kereta di luar Jawa dari Program Strategis
Perkeretaapian 2015-2019:
1) Koridor Pulau Sumatera
Pembangunan
Kereta Api Antar Kota/Trans Sumatera:
-
Jalur KA baru
Bireun-Lhokseumawe-Langsa-Besitang
-
Jalur KA baru Rantauprapat-Duri-Dumai
-
Jalur KA baru Duri-Pekanbaru
-
Jalur KA baru Pekanbaru-Muaro
-
Jalur KA baru Pekabaru-Jambi-Palembang
-
Jalur KA baru Simpang-Tanjung Api-Api
-
Jalur ganda KA Prabumulih-Kertapati
-
Jalur ganda KA Baturaja-Martapura
-
Jalur ganda KA Muara Enim-Lahat
-
Jalur ganda KA Cempaka -Tanjung Karang
-
Jalur ganda KA Sukamenanti-Tarahan
-
Jalur KA baru Rejosari/KM3-Bakauheni
Pembangunan
Kereta Api Perkotaan/Jalur Ganda/Elektrifikasi/Jalur Baru Akses ke Pusat
Kegiatan:
-
Perkotaan Medan (Jalur Ganda KA
Medan-Araskabu-Kualanamu)
-
Perkotaan Padang (Padang-BIM dan
Padang-Pariaman)
-
Perkotaan Batam (Batam Center-Bandara Hang
Nadim)
-
Perkotaan Palembang (Monorel)
Pembangunan
Kereta Api Akses Bandara:
-
Bandara Kualanamu, Medan (peningkatan
kapasitas)
-
Bandara Internasional Minangkabau, Padang
-
Bandara Hang Nadim, Batam
-
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
Pembangunan
Kereta Api Akses Pelabuhan:
-
Pelabuhan Lhokseumawe
-
Pelabuhan Belawan
-
Pelabuhan Kualatanjung
-
Pelabuhan Dumai
-
Pelabuhan Tanjung Api-Api
-
Pelabuhan Panjang
-
Pelabuhan Bakauheni
Itulah
beberapa jaringan rel baru yang akan dibangun, dengan meningkatnya ekonomi dan
pertumbuhan manusia tidak hanya untuk antar kota, tetapi untuk akses ke bandara
dan pelabuhan juga dibangun.
2) Koridor Pulau Kalimantan
Pembangunan
KA Khusus/Batubara/Akses Pelabuhan (Skema KPS):
-
Muara Wahau-Muara Bengalon
-
Murung raya-Kutai Barat-Paser-Panajam Paser
Utara-Balikpapan
-
Puruk Cahu-Mangkatib
Pembangunan
Kereta Api Antar Kota/Trans Kalimantan:
-
Jalur KA baru
Tanjung-Paringin-Barabai-Rantau-Martapura-Banjarmasin
-
Jalur KA baru Balikpapan-Samarinda
-
Jalur KA baru Tanjung-Balikpapan
-
Jalur KA baru Banjarmasin-Palangkaraya
-
Jalur KA baru Palangkaraya -Sangau-Pontianak-Batas
Negara
-
Jalur KA baru Samarinda-Sangata-Tanjung
Redep-Batas Negara
Pembangunan
Kereta Api Akses Bandara:
- Bandara
Syamsuddin Noor
Untuk
rel yang menuju bandara khususnya di Kalimantan baru 1 pembangunan yang baru
direalisasikan
3) Koridor Pulau Sulawesi
Pembangunan
Kereta Api Antar Kota/Trans Sulawesi:
-
Jalur KA baru Manado-Bitung
-
Jalur KA baru Bitung-Gorontalo-Isimu
-
Jalur KA baru Pare Pare-Mamuju
-
Jalur KA baru Makassar-Pare Pare
-
Jalur KA baru
Makassar-Sungguhminasa-Takalar-Bulukumba-Watampone
-
Jalur KA baru Mamuju-Palu-Isimu
Pembangunan
Kereta Api Perkotaan:
-
Perkotaan Makassar dan sekitarnya
-
Perkotaan Manado
Pembangunan
Kereta Api Akses Bandara/Pelabuhan:
-
Bandara Sultan Hasanuddin
-
Pelabuhan Garonggong, Pelabuhan New Makassar
-
Pelabuhan Bitung
Hampir
setiap pulau akan dibangun jaringan rel, samapi pulau ujung timur pun yaitu
papaua.
4) Koridor Pulau Papua
-
Pembangunan Jalur KA baru di Papua baru
direncanakan satu, yaitu jalur Sorong-Manokwari.
Jalur
Kereta Api Nonaktif di Indonesia
Jalur
kereta api nonaktif di Indonesia mengacu kepada jalur kereta api yang dahulu
pernah ada dan digunakan sebagai angkutan penumpang dan/atau angkutan barang,
namun sekarang sudah tidak difungsikan lagi, dan di beberapa tempat, bahkan
sudah tidak ada bekas-bekasnya lagi.
Nonaktif
rel kereta api khususnya di Indonesia memilik berbagai alasan, terutama
kebutuhan yang kurang diperlukan untuk ke daerah tertentu, tetapi dulu dibangun
karena di daerah tersebut memiliki sumber alam yang di olah dan di tambang dan
kereta menjadi moda transportasi, tetapi sesudah sumber alam itu habis sehingga
rel kereta juga kurang bermanfaat, maka dari itu sebagian dibiarkan dan
dibongkar.
Di
Indonesia saya membaca ada 121 jalur kereta nonaktif di pulau jawa, 3 di
Madura, 13 di sumatera, 1 di Sulawesi, tetapi saya akan memaparkan 1 jalaur
dari setiap pulau itu, berikut:
1) Pulau Jawa
Jalur kereta api Balung-Rambipuji merupakan
salah satu jalur kereta nonaktif di Jawa Timur. Jalur ini dibangun pada tahun
1913 oleh SS, menghubungkan Stasiun Balungdengan Stasiun Rambipuji. Stasiun
Wonogiri. Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1986.
Rencananya jalur ini akan direaktivasi
bersamaan dengan Jalur kereta api Lumajang-Klakah, Jalur kereta api
Lumajang-Balung, dan Jalur kereta api Lumajang-Pasirian.
2) Pulau Sumatera
Stasiun Muaro (MRO) adalah stasiun kereta
api nonaktif yang berada di Nagari Sijunjung. Stasiun ini adalah stasiun awal
dari Jalur kereta api Muaro-Pekanbaru yang menghubungkan Riau dengan Sumatra
Barat.
Jalur kereta api Muaro-Pekanbaru merupakan
bagian dari jalur yang direncanakan pemerintah Belanda untuk menghubungkan
pantai timur dan barat Sumatera. "Tapi hambatannya sangat berat; banyak
terowongan, viaduk dan jembatan harus dibangun. Dan kontur tanah yang labil
serta melewati daerah rawa. Karena belum dianggap layak, rencana itu tersimpan
saja di arsip Nederlandsch-Indische Staatsspoorwegen (Perusahaan Negara Kereta
Api Hindia Belanda).
Tahun 1942, ketika Jepang menduduki
Indonesia, mereka menemukan rencana itu. Jalur rel itu dibuat Jepang untuk
menghindari Padang dan Samudera Hindia yang dijaga ketat kapal perang Sekutu.
Jalur itu memperpanjang jaringan Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS)
sepanjang 215 km ke pelabuhan Pekanbaru.
3) Pulau Sulawesi
Jalur kereta api Makassara-Takalar merupakan
jalur kereta api nonaktif sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Stasiun
Makassarhingga Stasiun Takalar. Jalur ini merupakan satu-satunya jalur kereta
api buatan Belanda yang berada di Pulau Sulawesi. Jalur ini dibangun mulai
tahun 1922 dan dibuka pada 1 Juli 1923. Namun, jalur ini hanya beroperasi
sementara karena krisis ekonomi yang melanda pada tahun 1930.
Rencananya, jalur
ini akan diaktifkan kembali sebagai bagian dari proyek jalur kereta api
Trans-Sulawesi.
0 Response to "Sejarah Jalan Rel Kereta Api"
Post a Comment