Sejarah Jalan Rel Kereta Api

September 30, 2017
Ini merupakan studi tentang masa lalu, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia yang dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, kalau Dalam Bahasa Indonesia disebut sejarah/ riwayat, tetapi dalam hal ini bukan sejarah raja-raja atau sejarah perang, melainkan asal usul adanya infrasturtur rel kereta.

Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia, Para sarjana yang menulis tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan tetapi saya bukan sejarawan, bukan juga ahli di bidang sejarah meskipun saya akan mengemukakan sesuatu hal mengenai masa lampau, saya merupakan akademisi yang pada tulisan ini akan memaparkan transportasi, mungkin kita sering mendengar istilah tersebut tetapi yang akan saya terangkan adalah dari sudut ilmu teknik sipil. Dalam ilmu teknik sipil mempelajari mata kuliah dasar-dasar transportasi dan rekayasa jalan rel, sebagai orang di bidang tersebut dituntut mampu untuk memahami dan merencanakan infrastuktur khususnya konstruksi rel kereta api, sebelum memasuki materi teknis dalam perencanaan konstruksi rel, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah rel kereta.
Sejarah Rel
Sejarah Jalan Rel Kereta Api
Penampang Rel
Rel adalah logam batang untuk landasan jalan kereta api atau kendaraan sejenis seperti trem dan sebagainya. Rel Kereta Bermula di Inggris pada tahun 1630, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara dengan kereta yang ditarik kuda beroda besi. Namun pada tahun tersebut roda kereta berjalan pada bantalan kayu dan perkembangan berikutnya bantalan balok kayu diganti dengan besi.
Pada tahun 1789 roda tersebut diberi flens (flange) yang bertujuan Untuk menghindari melesetnya roda dari bantalan. Akibat dari penggunaan flens pada roda ini adalah menjadikan kendaraannya tidak dapat digunakan di jalan raya biasa, sejak itulah terjadi perbedaan antara jalan raya dan jalan yang menggunakan batang besi atau jalan rel.
Seiring berkembangnya zaman kereta ditarik dengan kendaraan mesin uap yg dinamakan lokomotif, lokomotif diesel-listrik pertama kali digunakan di New Jersey tahun 1925 dan kereta api untuk menumpang mulai dipakai pertamakalinya di Amerika tahun 1934.
Perkembangan selanjutnya negara-negara maju dengan teknologi super canggih dan SDM yg mumpuni menciptakan kereta api super cepat, kereta api monorail (dengan satu rel), kereta api levitasi magnetik (maglev), kereta api pengangkut berat. lokomotif diesel, diesel-listrik dan penggerak listrik.
Asal Usul Rel Kereta di Indonesia
Bebarapa paragrap diatas saya menuliskan sejarah dan perkembangan rel kereta pertama di dunia, bagaimana untuk keberadaan rel kereta di Inodonesia?. Kehadiran kereta api pertama di indonesia mulai hadir sejak tanam paksa hingga saat ini. Perusahaan yang dinasionalisasikan, Djawatan Kereta Api (DKA) berdiri setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 28 September 1945 atau sekitar sebulan setelah proklamasi. Di bawah ini adalah sejarah perkeretaapian di Indonesia pada rentang tahun 1875-1925.
Pada pra kemerdekaan Indonesia ide tentang perkeretaapian Indonesia diajukan dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari Sistem Tanam Paksa tersebut. Salah satu alasan yang mendukung adalah tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Akhirnya, pada 1840, Kolonel J.H.R. Van der Wijck mengajukan proposal pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda.
Pembangunan Pertama Rel di Indonesia
Jadi adanya kerata api di Indonesia adalah dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km pada lintas daerah Kemijen-Tanggung yang dibangun oleh NV. Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), merupakan salah satu perusahaan kereta api hindia-belanda. Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jum’at tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa ialah disetujuinya undang-undang pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 April 1875.
Dari tahun ke tahun, selain di Jawa, pembangunan rel juga dilakukan di beberapa pulau lain yaitu pulau Sumatera, pulau Sulawesi, pulau Kalimantan, pulau Bali dan pulau Lombok, untuk sumatera mencakup daerah Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), untuk pulau sulawesi mencakup Makasar – Takalar, sebuah kabupaten di Sulawesi selatan dibangun jalan KA sepanjang 47 Km, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujung pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Pulau Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak- Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Jaringan Rel di Indonesia
Memiliki industri kereta api sudah menjadi mimpi negara ini. Bahkan Menteri Perindustrian menginginkan adanya pengembangan industri kereta api berbasis jangka panjang terjadi di Indonesia, selain Jawa dan Sumatera, Indonesia bakal mengembangkan jaringan kereta api di Kalimantan sepanjang 2.428 km dan Sulawesi 1.772 km. Hal ini menjadi peluang bagi industri kereta api nasional, termasuk melalui kemitraan dengan perusahaan global.
Sebelum berbicara lebih mengenai mimpi negara ini, apakah sudara menetahui bagaimana pembangunan pengembangan rel di Indonesia dari tahun ke tahun?, jika tidak, maka maksud tulisan ini untuk memberitahu saudara agar mendapat informasi yang dapat dijadikan pengetahuan lebih dan bermanfaat,berukut ulasanya.
Pengembangan jaringan rel kereta api 1875 - 1925 dalam 4 tahap, yaitu:
1)  Tahun 1875 - 1888
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada tahun 1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang - Gudang. Pada tahun 1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor) sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug - Sukabumi - Cibeber - Cianjur - Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri - Blitar, dan digabungkan dengan lintas Surabaya - Cilacap lewat Kertosono - Madiun - Solo, dan juga lintas Jogya - Magelang.
Hingga tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:
-    Batavia - Buittenzorg - Sukabumi - Bandung - Cicalengka
-    Batavia - Tanjung Priok dan Batavia - Bekasi
-    Cilacap - Kutoarjo - Yogya - Solo - Madiun - Sidoarjo - Surabaya
-    Kertosono - Kediri - Blitar
-    Sidoarjo - Malang dan Bangil - Pasuruan - Probolinggo
-    Solo - Purwodadi - Semarang dan Semarang - Rembang
-    Tegal – Balapulang
Pada Pembangunan rel tahun 1875 – 1888, pulau jawa menjadi basis yang banyak di bangun antar lintas dari kota-kabupaten.
2)  Tahun 1889 - 1899
Hingga tahun 1899 jaringan rel terbangun adalah:
-    Djogdja - Tjilatjap
-    Soerabaja - Pasoeroean - Malang
-    Madioen - Solo
-    Sidoardjo - Modjokerto
-    Modjokerto - Kertosono
-    Kertosono - Blitar
-    Kertosono - Madioen - Solo
-    Buitenzorg (Bogor) - Tjitjalengka
-    Batavia - Rangkasbitung
-    Bekasi - Krawang
-    Cicalengka - Cibatu (Garut) - Tasikmalaya - Maos - Banjarnegara
-    Cirebon - Semarang dan Semarang - Blora
-    Yogya - Magelang
-    Blitar - Malang dan Krian - Surabaya
-    Sebagian jalur Madura
3)  Tahun 1900 – 1913
Hingga tahun 1913 jaringan rel terbangun adalah:
-    Rangkasbitung - Labuan dan Rangkasbitung - Anyer
-    Krawang - Cirebon dan Cikampek - Bandung
-    Pasuruan - Banyuwangi
-    Seluruh jaringan Madura
-    Blora - Bojonegoro – Surabaya
Pada tahun 1913 jaringan rel Merupakan Jalur rel Utara dan selatan.
4)  Tahun 1914 - 1925.
Hingga tahun 1925 jaringan rel terbangun adalah:
-    Sisa jalur Pulau Jawa
-    Elektrifikasi Jatinegara - Tanjung Priok
-    Elektrifikasi Batavia - Bogor:
-    Sumatera Selatan: Panjang - Palembang dan
-    Sumatera Barat: sekitar Sawahlunto dan Padang
-    Sumatera Utara: Tanjung Balai - Medan - Pematangsiantar; dan Medan - Belawan - Pangkalansusu.
-    Sulawesi: Makasar - Takalar dan rencana Makasar - Maros - Sinkang
-    Sulawesi Utara: rencana Manado - Amurang
-    Kalimantan: rencana Banjarmasin - Amuntai; dan rencana Pontianak - Sambas.
Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.
Jaringan Kereta Listrik Batavia - Buitenzorg 1918
Seiring perkembangan zaman rel untuk kereta listrik juga mulai dibangun, pada tahun 1918 Stasiun Bogor (Buitenzorg) dibangun tahun 1880 pada waktu membuat lintas Buitenzorg - Soekaboemi - Tjiandjoer - Tjitjalengka. Namun jaringan kereta listrik hanya ada di Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor) yang dibangun tahun 1918, kemudian tahun 1925 jaringan listrik juga dibuat ke Meester Cornelis (Jatinegara) ke Tandjoeng Priok.
Penambahan Jalur Baru
Sejak tahun 2015, pemerintah berencana untuk meningkatkan infrastruktur perkeretaapian di Indonesia dengan menambah jalur baru, reaktifasi jalur non aktif dan juga membuat jalur ganda, tidak hanya di koridor pulau Jawa, tapi juga di koridor-koridor lainnya seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Berikut ini, pembangunan jaringan kereta di luar Jawa dari Program Strategis Perkeretaapian 2015-2019:
1)  Koridor Pulau Sumatera
Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Sumatera:
-    Jalur KA baru Bireun-Lhokseumawe-Langsa-Besitang
-    Jalur KA baru Rantauprapat-Duri-Dumai
-    Jalur KA baru Duri-Pekanbaru
-    Jalur KA baru Pekanbaru-Muaro
-    Jalur KA baru Pekabaru-Jambi-Palembang
-    Jalur KA baru Simpang-Tanjung Api-Api
-    Jalur ganda KA Prabumulih-Kertapati
-    Jalur ganda KA Baturaja-Martapura
-    Jalur ganda KA Muara Enim-Lahat
-    Jalur ganda KA Cempaka -Tanjung Karang
-    Jalur ganda KA Sukamenanti-Tarahan
-    Jalur KA baru Rejosari/KM3-Bakauheni
Pembangunan Kereta Api Perkotaan/Jalur Ganda/Elektrifikasi/Jalur Baru Akses ke Pusat Kegiatan:
-    Perkotaan Medan (Jalur Ganda KA Medan-Araskabu-Kualanamu)
-    Perkotaan Padang (Padang-BIM dan Padang-Pariaman)
-    Perkotaan Batam (Batam Center-Bandara Hang Nadim)
-    Perkotaan Palembang (Monorel)
Pembangunan Kereta Api Akses Bandara:
-    Bandara Kualanamu, Medan (peningkatan kapasitas)
-    Bandara Internasional Minangkabau, Padang
-    Bandara Hang Nadim, Batam
-    Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
Pembangunan Kereta Api Akses Pelabuhan:
-    Pelabuhan Lhokseumawe
-    Pelabuhan Belawan
-    Pelabuhan Kualatanjung
-    Pelabuhan Dumai
-    Pelabuhan Tanjung Api-Api
-    Pelabuhan Panjang
-    Pelabuhan Bakauheni
Itulah beberapa jaringan rel baru yang akan dibangun, dengan meningkatnya ekonomi dan pertumbuhan manusia tidak hanya untuk antar kota, tetapi untuk akses ke bandara dan pelabuhan juga dibangun.
2)  Koridor Pulau Kalimantan
Pembangunan KA Khusus/Batubara/Akses Pelabuhan (Skema KPS):
-    Muara Wahau-Muara Bengalon
-    Murung raya-Kutai Barat-Paser-Panajam Paser Utara-Balikpapan
-    Puruk Cahu-Mangkatib
Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Kalimantan:
-    Jalur KA baru Tanjung-Paringin-Barabai-Rantau-Martapura-Banjarmasin
-    Jalur KA baru Balikpapan-Samarinda
-    Jalur KA baru Tanjung-Balikpapan
-    Jalur KA baru Banjarmasin-Palangkaraya
-    Jalur KA baru Palangkaraya -Sangau-Pontianak-Batas Negara
-    Jalur KA baru Samarinda-Sangata-Tanjung Redep-Batas Negara
Pembangunan Kereta Api Akses Bandara:
-    Bandara Syamsuddin Noor
Untuk rel yang menuju bandara khususnya di Kalimantan baru 1 pembangunan yang baru direalisasikan
3)  Koridor Pulau Sulawesi
Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Sulawesi:
-    Jalur KA baru Manado-Bitung
-    Jalur KA baru Bitung-Gorontalo-Isimu
-    Jalur KA baru Pare Pare-Mamuju
-    Jalur KA baru Makassar-Pare Pare
-    Jalur KA baru Makassar-Sungguhminasa-Takalar-Bulukumba-Watampone
-    Jalur KA baru Mamuju-Palu-Isimu
Pembangunan Kereta Api Perkotaan:
-    Perkotaan Makassar dan sekitarnya
-    Perkotaan Manado
Pembangunan Kereta Api Akses Bandara/Pelabuhan:
-    Bandara Sultan Hasanuddin
-    Pelabuhan Garonggong, Pelabuhan New Makassar
-    Pelabuhan Bitung
Hampir setiap pulau akan dibangun jaringan rel, samapi pulau ujung timur pun yaitu papaua.
4)  Koridor Pulau Papua
-    Pembangunan Jalur KA baru di Papua baru direncanakan satu, yaitu jalur Sorong-Manokwari.
Jalur Kereta Api Nonaktif di Indonesia
Jalur kereta api nonaktif di Indonesia mengacu kepada jalur kereta api yang dahulu pernah ada dan digunakan sebagai angkutan penumpang dan/atau angkutan barang, namun sekarang sudah tidak difungsikan lagi, dan di beberapa tempat, bahkan sudah tidak ada bekas-bekasnya lagi.
Nonaktif rel kereta api khususnya di Indonesia memilik berbagai alasan, terutama kebutuhan yang kurang diperlukan untuk ke daerah tertentu, tetapi dulu dibangun karena di daerah tersebut memiliki sumber alam yang di olah dan di tambang dan kereta menjadi moda transportasi, tetapi sesudah sumber alam itu habis sehingga rel kereta juga kurang bermanfaat, maka dari itu sebagian dibiarkan dan dibongkar.
Di Indonesia saya membaca ada 121 jalur kereta nonaktif di pulau jawa, 3 di Madura, 13 di sumatera, 1 di Sulawesi, tetapi saya akan memaparkan 1 jalaur dari setiap pulau itu, berikut:
1)  Pulau Jawa
Jalur kereta api Balung-Rambipuji merupakan salah satu jalur kereta nonaktif di Jawa Timur. Jalur ini dibangun pada tahun 1913 oleh SS, menghubungkan Stasiun Balungdengan Stasiun Rambipuji. Stasiun Wonogiri. Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1986.
Rencananya jalur ini akan direaktivasi bersamaan dengan Jalur kereta api Lumajang-Klakah, Jalur kereta api Lumajang-Balung, dan Jalur kereta api Lumajang-Pasirian.
2)  Pulau Sumatera
Stasiun Muaro (MRO) adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di Nagari Sijunjung. Stasiun ini adalah stasiun awal dari Jalur kereta api Muaro-Pekanbaru yang menghubungkan Riau dengan Sumatra Barat.
Jalur kereta api Muaro-Pekanbaru merupakan bagian dari jalur yang direncanakan pemerintah Belanda untuk menghubungkan pantai timur dan barat Sumatera. "Tapi hambatannya sangat berat; banyak terowongan, viaduk dan jembatan harus dibangun. Dan kontur tanah yang labil serta melewati daerah rawa. Karena belum dianggap layak, rencana itu tersimpan saja di arsip Nederlandsch-Indische Staatsspoorwegen (Perusahaan Negara Kereta Api Hindia Belanda).
Tahun 1942, ketika Jepang menduduki Indonesia, mereka menemukan rencana itu. Jalur rel itu dibuat Jepang untuk menghindari Padang dan Samudera Hindia yang dijaga ketat kapal perang Sekutu. Jalur itu memperpanjang jaringan Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS) sepanjang 215 km ke pelabuhan Pekanbaru.
3)  Pulau Sulawesi
Jalur kereta api Makassara-Takalar merupakan jalur kereta api nonaktif sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Stasiun Makassarhingga Stasiun Takalar. Jalur ini merupakan satu-satunya jalur kereta api buatan Belanda yang berada di Pulau Sulawesi. Jalur ini dibangun mulai tahun 1922 dan dibuka pada 1 Juli 1923. Namun, jalur ini hanya beroperasi sementara karena krisis ekonomi yang melanda pada tahun 1930.
Rencananya, jalur ini akan diaktifkan kembali sebagai bagian dari proyek jalur kereta api Trans-Sulawesi.

0 komentar