Kurva Polar Dan Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penerangan

April 08, 2019
Di postingan ini memaparkan factor-faktor dan kurva polar yang merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya yaitu cara menghitung penenrangan cahaya. Jadi yang dipelajari pada bab “perhitungan cahaya” diantaranya sifat alami cahaya, besaran pokok, sudut ruang, Arus cahaya, Intesitas cahaya, kuat penerangan, Luminasi, factor-faktor dan kurva polar.
Faktor-Faktor
Pada teknik penerangan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas penerangan yang harus diperhitungkan. Faktor-fakror yang dimaksudkan adalah, faktor pemeliharaan, faktor absorbsi, faktor refleksi, serta koefisien pemakaian.
Faktor pemeliharaan= kuat penerangan normal pada instalasi lama/kuat penerangan normal pada instalasi baru
Penggunaan lampu dalam jangka waktu yang cukup lama dapat berakibat penurunan (depresiasi) arus cahaya. Kondisi ini ditunjang pula oleh debu atau kotoran lainnya yang menempel pada permukaan larnpu.
Rumus Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penerangan
Rumus Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penerangan

Dengan perhitungan akan tampak bahwa pemeliharaan kebersihan lampu sangat berpengaruh terhadap kualitas penerangan. Besar faktor pemeliharaan berkisar antara 0,4 hingga 0,8. Karena itu diperlukan pembersihan terhadap lampu secara berkala.
Pada industri yang banyak terjadi uap atau asap memungkinkan menyerap arus cahaya. kondisi ini menyebabkan suatu faktor yang harus diperhitungkan, yaitu taktor absorbsi.
Faktor absorbsi = arus cahaya bersih setelah terjadi absorsi/ arus cahaya total yang dipancarkan sumber
Faktor absorbsi berkisar antara 0,5 hingga 1. Makin bersih cahaya area penerangan makin besar faktor absorbsinya.
Arus cahaya yang sampai pada permukaan benda tidak semuanya diserap ataupun dipantulkan. Karena ada suaru faktor yang harus diperhitungkan, yaitu faktor refleksi atau faktor pantulan.
Factor refleksi= arus cahaya yang dipantulkan/arus cahaya yang sampai pada permukaan
Tabel bahan dan faktor refleksi
Pelapis Perrnukaan
Faktor Refleksi
Kaca Perak (silvered glass)
0,8 hingga 0,85
Baja tal-rar-r karat (stainhss sreel)
0,55 hingga 0,6
Lenrper-rg Kromium (cluomium plnte)
0,55 hingga 0,6
Kaca email (vitreous email)
0,6 hingga 0,7

Tidak semua arus cahaya yang dipancarkan sumber cahaya sampai ke bidang kerja sebagian sampai ke dinding dan sebagian ke langit-langit. Kenyataan tersebut memerlukan penghitugan suatu faktor, yaitu koefisien pemakaian.
Koefisien pemakaian = Arus cahaya yang sampai pada bidang kerja/arus cahaya total dari sumber cahaya
Koefisien pemakaian untuk ruang yang besar dengan warna dinding cerah akan lebih tinggi dibanding dengan ruang kecil dengan dinding yang berwarna gelap.
Penggunaan reflektor berpengaruh terhadap besarnya arus cahaya yang sampai pada bidang kerja (degan reflektor arus cahaya lebih terarah). Penggunaan armatur juga mempengaruhi koefisiensi pemakaian.
Koefisien pemakaian lampu dengan arlnatur berkisar 0,3 hingga 0,6. Demikian banyaknya faktor yang harus diperhitungkan, maka besarnya faktor secara keseluruhan adalah hasil perkalian faktor-faktor yang diperhitungkan.
Suatu lampu 75 W memancarkan arus cahaya 950 lm dipasang di dalam amratur kaca berbenruk bola yang diameternya 30 cm. Luminansi yang dihasilkan ke segala arah adalah 250 milambert.
Hitunglah:
a. Arus cahaya yang diteruskan armatur.
b. Persentase arus cahaya yang diserap armatur
Peyelesaian:
Φ yang diteteskan arnatur: 0,25 . (4.p .30?) / 4 = 706,5 lm
Q yang diserap arrlrarur = 950 lm - 706,5 lm = 243,5lm
% arus cahaya yang diserap armarur = (243,5 / 950). 100 % = 25,6 %
Kurva Polar
Perancang penerangan perlu mengetahui bagaimana efek pencahayaan yang dihasilkan suatu sumber cahaya. Karakreristik fotometrik dari suatu kombinasi sumber cahaya dapat dikualifikasi berdasarkan suatu pengukuran yang dinyatakan dengan suatu kurva yaitu kurva Polar.
Kurva Polar sering pula dlisebut Kurva Distribusi Kandela (KDK) adalah suatu kurva yang menunjukan intensitas cahaya (1), distribusi intensitas cahaya, atau kuat penerangan suatu sumber cahaya pada semua kedudukan terhadap sumber cahaya.
Produsen lampu selalu menerbitkan KDK setiap produknya untuk dijadikan acuan perancangan penerangan. umumnya produsen lampu membuat KDK berdasarkan arus cahaya 1000 lm (cd/1000 lm) sehingga pada setiap KDK dicantumkan keterangan kandela serta arus cahaya yang dijadikan acuan.
KDK Suatu Lampu
KDK Suatu Lampu
Jika kemudian diperlukan untuk perhitungan lampu produk yang sama dengan arus cahaya 1500 lm, rnaka nilai yang tertera pada KDK dikalikan 1,5.
Berdasalkan bentuknya KDK sesuai dengan sumber cahaya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: simetri dan asimeri seperti ditunjukan pada gambar
Terdapat 4 metode teknik pengurkuran yang dapat dilakukan untuk mendapatkan KDK suatu sumber penerangan, yaitu:
1) Sumber cahaya diputar pada sumbu vertikal dan horizontal sedangkan alat ukurnya dipasang pada posisi dan kedudukan yang tetap
2) Sumber cahaya pada posisi dan kedudukan tetap sedangkan alat ukurnya diubah ubah kedudukannya (dengan jarak tetap dari sumber cahaya)
3) Sumber cahaya diputar pada sumbu tegak sedangkan alat ukur digerakan setengah lingkaran vertikal
4) Sumber cahaya bergerak bebas tetapi setiap kedudukan (dengan menggunakan sebuah kaca) cahaya harus jatuh pada alat ukur.
Jika yang terbaca pada alat ukur adalah kuat penerangan, maka selanjutnya menggunakan hukum kuadrat terbalik hasil pengukuran dikonversikan dari lux merjadi kandela.
Hasil yang diperoleh dari konversi tersebut digambarkan pada kertas grafik dan jika kemudian jika titik-titik nilai hasil konversi tersebut dihubungkan satu sama lain maka didapatlah KDK lampu.

0 komentar