Cara Menghitung Volume Oprit Jembatan

July 11, 2018
Menghitung volume merupakan salah satu dari keseluruhan perencanaan suatu pekerjaan, seperti dalam bangunan konstruksi misalnya ketika akan melakukan perkerasan jalan dengan aspal harus dihitung volume aspal, dan juga ketika merencanakan pembebanan maka volume beton dan lainya harus dihitung. Ketika kita berbicara volume berarti kita bicara tentang kapasitas atau berapa banyak ruang yang bisa ditempati, entah itu untu bangunan persegi, persegi panjang, balok, kerucut dan bangunan lainya. Postingan ini menjelaskan bagaimana cara menghitung volume oprit jembatan.

Menghitung Volume Oprit Jembatan
Cara Menghitung Volume Oprit Jembatan
Oprit Jembatan
Jalan menuju jembatan berupa timbunan tanah adalah oprit, tepatnya di belakang bangunan abutment. Untuk beberapa kasus ketika pelaksanaan pekerjaan jembatan, tinggi abutment kadang berbeda dengan oprit, abutment jembatan lebih tinggi maka dari itu tanah dibelakang abutment harus ditimbun dengan urugan tanah kemudian dipadatkan agar elevasi oprit dengan abutment sejajar.
Dilakukan penimbunan urugan tanah bertujuan untuk instalasi girder terutama untuk pemasangan bailey (alat peluncur yang terbuat dari baja yang dilengkapi rel), proses stressing dan launching. Lantas bagaimana kita menghitung volume oprit yang dibutuhkan, berapa banyak ruang yang harus ditimbun, berapa kubik tanah yang diperlukan?
Contoh:
Jika lebar jalan 9 meter, tinggi abutment 3,5 meter dan area yang akan dijadikan oprit 100 meter.
Maka menggunakan rumus:
P x L x T
100 x 9 x 3,5 = 3150 m3
Perlu diketahui menghitung volume oprit rumus yang digunakan adalah rumus volume persegi panjang, jika panjang oprit yang akan dihitung 50 meter, lebar 6 meter dan tinggi 1 meter maka rumus yang digunakan:
P x L T
50 x 6 x 1 = 300 m3
Karena objek yang akan dihitung menyerupai persegi panjang maka menggunkan rumus volume persegi panjang. Ketika akan menghitung volume harus dikenali dulu ruang bangunan tersebut seperti apa, terutama pada pelaksanaan pekerjaan oprit, jika kondisi jalan menanjak atau menurun sepanjang 100 meter tentu akan berbeda menghitung volumenya.
Mencari volume oprit dilakukan ketika kondisi tanah dibelakang abutment lebih rendah atau tidak sejajar, untuk mengetahui berapa kubik tanah yang dibutuhkan maka volume harus dicari, berapa ruang harus di isi, jika objek nya persegi panjang maka yang digunkan adalah rumus yang diatas.
Untuk panjang oprit tergantung berapa banyak atau berapa segmen girder tersebut yang akan di launching. Misalkan 1 segmen girder memiliki panjang 5 meter, jarak span dari abutment ke pilar 14 meter, maka dibutuhkan 3 segmen girder, dan ketiga segmen girder tersebut harus di susun di oprit kemudian di stressing dan di launching.
Misalkan untuk 3 segmen girder membutuhkan oprit 25-30 meter juga cukup, tetapi oprit  harus diberi ruang kosong yang memungkinkan beberapa alat berat dan peralatan ketika instalasi girder dilaksanakan.
Setelah kita mengetahui volume ruang yang dibutuhkan hal selanjutnya adalah memesan tanah urug atau jika ada memanfaatkan tanah dari hasil galian pekerjaan sebelumnya.
Dalam hal pemesanan dan pembelian tanah urug ini perlu di pertimbangkan saat pemesanan diantaranya adalah jarak pengangkutan truk sampai dengan lokasi proyek, apakah jalan akses ke proyek harus memutar, apakah jalan akses ke proyek dapat di lalui truk besar, dan berapa jumlah truk atau berapa balik truk yang dibutuhkan untuk mengangkut tanah urug yang dipesan. Kemudian untuk ketersediaal alat berat untuk pemadatan dan operator-nya juga harus benar-benar dikondisikan.
Dengan mempertimbangkan semua itu bertujuan untuk meminimalisir pengeluaran biaya yang tak terduga atau membengkak. Hal yang harus di utamakan dalam pekerjaan proyek selain keselamatan adalah bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan harga yang relatif murah, kokoh dan mudah dikerjakan.

0 komentar